Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) mengajak seluruh anak putus sekolah di daerah itu untuk kembali belajar hingga tuntas dan mendapatkan ijazah sesuai jenjang pendidikan masing-masing.

"Kita berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan untuk mendata siapa saja, anak anak putus sekolah di wilayah masing-masing," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat II, Junaedi, saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut dia, tujuannya agar anak-anak jalanan di daerah itu tetap bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.

Ia juga mengaku berkoordinasi dengan beberapa suku dinas terkait dalam menerapkan konsep tersebut.

Setelah data tersebut di dapat, pihaknya mengarahkan anak-anak tersebut untuk masuk ke Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Baca juga: UNICEF: Anak putus sekolah meningkat karena pandemi

Di tempat itu, warga bisa belajar dan mengejar taraf pendidikan sesuai paket yang tersedia.

"Kejar paket A untuk SD, paket B untuk SMP sama paket C untuk SMA," kata dia.

Di Jakarta Barat sendiri, lanjut Junaedi, terdapat lima PKBM negeri dan 29 swasta.

Dia memastikan pembelajaran di PKBM negeri tidak dipungut biaya.

Selain mendorong anak-anak untuk melanjutkan sekolah, pihaknya juga mengimbau kepada orang tua agar mementingkan pendidikan anak.

Baca juga: KPAI: Pandemi picu kasus putus sekolah dan perkawinan anak

"Anak seharusnya tidak dijadikan alat untuk mencari uang, melainkan dibina dan dididik agar memiliki bekal ilmu dan pendidikan yang cukup," katanya.

Dengan upaya tersebut, dia berharap anak-anak di Jakarta Barat bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengapai cita-cita lebih tinggi. 

Junaedi tidak merinci jumlah anak putus sekolah terakhir di Jakarta Barat, sebelum rencana pendataan bersama instansi terkait tersebut hendak dilakukan.

Jakarta tertinggi
Sebelumnya, data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang dirilis pada Mei 2022, menyebutkan bahwa ada 75.303 orang anak yang putus sekolah pada 2021 di Indonesia.

Jumlah anak yang putus sekolah di tingkat sekolah dasar (SD) merupakan yang tertinggi sebanyak 38.716 orang. Jumlah anak putus sekolah di tingkat SD menurun 13,02 persen dari tahun sebelumnya dengan 44.516 orang anak yang putus sekolah di tingkat SD pada 2020.

Baca juga: Mendikbudristek : Ayo Kursus tumbuhkan harapan anak-anak putus sekolah

Kemudian, jumlah anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) yakni sebanyak 15.042 orang. Jumlah ini naik 32,20 persen dari tahun sebelumnya yang sebanyak 11.378 orang. Berikutnya, sebanyak 12.063 orang anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK). Jumlah ini turun 13,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 13.951 orang.

Sementara itu, sebanyak 10.022 orang anak putus sekolah di tingkat sekolah menengah atas (SMA). Jumlah ini turun 27,90 persen dari tahun 2020 yang sebanyak 13.879 orang.

Dalam data itu menyebutkan bahwa Jakarta memang merupakan provinsi dengan persentase putus sekolah tingkat SD tertinggi di Indonesia dengan 0,69 persen di atas Kalimantan Utara 0,42 persen di peringkat dua dan Gorontalo 0,31 persen di peringkat tiga.

Sementara Bali tercatat sebagai provinsi dengan angka putus sekolah murid SD paling sedikit dengan persentase hanya sebesar 0,04 persen pada pada tahun ajaran 2020/2021.

Baca juga: Pelajar peraih ratusan penghargaan akhirnya putus sekolah

Adapun urutan 10 provinsi dengan angka putus sekolah tertinggi di Indonesia adalah:
1. DKI Jakarta 0,69 persen
2. Kalimantan Utara 0,42 persen
3. Gorontalo 0,31 persen
4. Papua Barat 0,3 persen
5. Sulawesi Selatan 0,28 persen
6. Maluku Utara 0,28 persen
7. Papua 0,28 persen
8. Maluku 0,24 persen
9. Kepulauan Riau 0,23 persen
10. Sulawesi Tenggara 0,21 persen

Angka itu didapat dari jumlah murid yang putus sekolah dibagi dengan jumlah murid secara keseluruhan kemudian dikalikan 100 persen.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Edy Sujatmiko
COPYRIGHT © ANTARA 2022