Denpasar (ANTARA News) - Wapres Jusuf Kalla secara resmi membuka Muktamar Islah Partai Bintang Reformasi (PBR) yang diselenggarakan di Sanur, Bali, Sabtu malam. Muktamar yang untuk ketiga kalinya digelar PBR sepanjang lima tahun berdirinya itu merupakan puncak islah dua kubu PBR yang sebelumnya berkonflik, yakni kubu Zainuddin MZ dan Zaenal Maarif. Dalam pidato politiknya, Ketua Umum PBR Zaenuddin MZ mengatakan bahwa muktamar kali ini merupakan wahana untuk mencairkan konflik yang pernah mewarnai kader-kader partai berlambang Ka`bah dan bintang dalam lingkaran itu. "Partai ini yang baru saja konflik dan kemudian islah ibarat orang yang baru sembuh dari sakitnya dan langsung disuruh lari marathon," katanya. Zaenuddin yang pernah berjuluk da`i sejuta umat itu juga mengatakan bahwa tidak selayaknya sesama kader PBR menang-menangan di atas kekalahan rekannya sendiri karena jika itu yang terjadi, maka PBR tidak pantas berbicara lagi untuk umat. Pada bagian lain pidatonya, Zaenuddin kembali menegaskan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan diri untuk kepengurusan PBR periode 2006-2011. "Tidak usah risaukan nasib saya ke depan. Kalau diperlukan, ia berguna dan jika tidak diperlukan lagi bisa menjaga diri," katanya. Sementara itu Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa partai merupakan pilar demokrasi dan karenanya partai harus demokratis. Artinya, menurut Kalla, dalam berkompetisi di forum muktamar islah ini, semua kandidat ketua umum PBR mendatang harus siap untuk menang dan juga kalah. Kalaupun dalam muktamar islah kali ini ternyata justru muncul konflik-konflik baru, Kalla mengatakan, maka partai itu sebaiknya bubar saja. "Islah itu hanya satu kali dan tidak ada islah dua kali," katanya. Dalam muktamar islah yang diikuti sekitar 1.100 peserta itu tercatat ada lima kandidat Ketua Umum PBR periode 2006-2011, yakni Djafar Badjeber, Bursah Zarnubi, Ismail Royan, Zaenal Maarif dan Ade Daud Nasution.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006