Palembang (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan (DLHP Sumsel) menyoroti penurunan kualitas air aliran Sungai Musi yang dapat merusak ekosistem makhluk hidup di dalamnya termasuk kesehatan manusia.

Adapun diketahui Sungai Musi merupakan sungai terpanjang di Sumsel mencapai sekitar 549 kilometer yang hulunya berada di Desa Simpang Perigi, Kabupaten Empat Lawang dan hilirnya bermuara ke Selat Bangka melalui Kabupaten Banyuasin.

Baca juga: Wisata air Sungai Musi lokasi favorit peserta Rakernas JKPI

Kepala Bidang Pencemaran, Pengelolaan Sampah dan Limbah DLHP Sumsel Aries Syahfrizal, dikonfirmasi di Palembang, Senin, mengatakan penurunan kualitas air itu berada di aliran Sungai Musi yang berlokasi di wilayah Kabupaten Lahat dan Muara Enim.

Penurunan itu ditandai setelah petugas DLHP Sumsel menemukan adanya peningkaatan konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) di aliran Sungai Musi kawasan tersebut.

Baca juga: Ipal bantuan Australia di Palembang jangkau 21 ribu rumah tangga

“Konsentrasi TSS di sana melebihi kenormalan baku mutu air hingga warnanya menjadi sangat keruh,” kata Aries.

Menurut dia, keberadaan konsentrasi TSS yang tinggi melampaui baku mutu 50 Mg/L itu diduga diakibatkan oleh aktivitas penggarapan lahan terbuka termasuk pertambangan di sekitar aliran sungai tersebut.

Baca juga: Palembang kembangkan wisata air ke anak Sungai Musi

Kondisi tersebut tentunya mendapat perhatian dari DLHP Sumsel yang meminta instansi terkait di Kabupaten Lahat dan Muara Enim untuk menindaklanjuti sesuai kewenangannya.

“Kalau kekeruhan itu terjadi karena tambang apa langkah selanjutnya, nah, identifikasi lanjutan hingga penyelesaian itu kewenangannya ada di pemerintah kabupaten,” ujarnya.

Baca juga: Kabupaten Muba fasilitasi infrastruktur toilet warga bantaran sungai

Pihaknya mengharapkan penyelesaian masalah tersebut bisa cepat dilakukan, karena kondisi kekeruhan air itu terjadi selama satu tahun terakhir ini.

Sebab, lanjutnya, dengan kondisi air yang keruh karena terlalu banyak material TSS terdiri dari bahan organik dan anorganik tersebut dapat memberi pengaruh buruk terhadap ekosistem makluk hidup di dalamnya.

“Seperti ikan di perairan itu hilang atau mati karena di air tidak ada lagi zooplangton akibat fotosintesis yang terganggu lantaran airnya keruh, kata dia, termasuk kesehatan masyarakat setempat juga dapat terdampak ketika memanfaatkan air sungai yang sudah keruh itu.

Baca juga: Palembang bertahap kembangkan wisata air di Sungai Musi
Baca juga: Selamatkan Sungai Musi dari kerusakan


Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2022