Jakarta (ANTARA) - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan rumah sakit umum daerah (RSUD) yang telah disiapkan sebagai rujukan hingga saat ini belum merawat pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA).

“Pasien tidak ada (di RSUD rujukan). Semua pasien bisa ditangani saat ini di RSCM dan RSAB Harapan Kita karena masih cukup. Tapi kemarin di awal-awal, tentu kami menyiapkan. Tidak tunggu sampai pasiennya membludak terus kita bingung, ya, jadi dari awal kami sudah preparing,” kata Dwi saat acara Media Workshop Kenali Gagal Ginjal Akut di Prodia Tower  Jakarta, Selasa.

Dinkes DKI telah menyiapkan sejumlah RSUD di Jakarta yang dapat dijadikan rujukan pasien gangguan ginjal akut apabila kapasitas ruang rawat tidak mencukupi di dua rumah sakit utama, yakni RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dan Rumah Sakit Anak & Bunda (RSAB) Harapan Kita.

Dwi menjelaskan RSCM dan RSAB Harapan Kita bertindak sebagai rumah sakit pengampu yang dapat melatih dokter spesialis anak dan perawat di RSUD kelas A dan B. Dengan begitu, diharapkan strategi kapasitas diagnosis dan pelayanan kesehatan meningkat.

RSCM setidaknya mengampu enam rumah sakit di antaranya RSUD Tarakan, RSUD Koja, RSUD Budi Asih, RSUD Pasar Rebo, RSUD Adhyaksa, dan RSKD Dursa. Sementara RSAB Harapan Kita mengampu dua rumah sakit yaitu RSUD Cengkareng dan RSUD Pasar Minggu.

Baca juga: Dinkes DKI imbau masyarakat tunda dulu pemberian obat cair pada anak

Baca juga: Dinkes DKI sebut tak ada tambahan kasus GGAPA baru pada bulan ini


“Kalau nanti harus meningkatkan kapasitas rawat inapnya di mana, nih. Jadi itu yang di-planning. Perawat anaknya sudah ada yang mulai dilatihkan di rumah sakit pengampu, seperti itu sudah jalan,” kata Dwi.

Dalam menangani kasus gangguan ginjal akut, dia mengatakan tenaga kesehatan (nakes) yang disiapkan bukan hanya mengandalkan pada dokter spesialis nefrologi anak yang jumlahnya terbatas. Dengan demikian, pengampuan dari rumah sakit utama menjadi strategi untuk antisipasi yang diupayakan pemerintah provinsi.

“Jadi itu strategi bagaimana pelayanan bisa tetap berjalan sesuai dengan standar dan kemudian dokter spesialis anak yang nefro anak yang mungkin terbatas juga tetap bisa melayani dengan sistem pengampuan,” kata Dwi.

Selain menyiapkan rumah sakit rujukan, Dwi mengatakan pihaknya juga telah memastikan jumlah ketersediaan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) di berbagai rumah sakit di Jakarta. Kesiapan fasilitas PICU penting untuk perawatan pasien gangguan ginjal akut.

Menurut data Dinkes DKI, total PICU yang tersedia di Jakarta berjumlah 189 yang tersebar di berbagai rumah sakit, baik rumah sakit milik pemerintah, swasta, maupun lembaga lainnya. Rinciannya, terdapat 42 PICU di Jakarta Pusat, 31 PICU di Jakarta Utara, 33 PICU di Jakarta Barat, 41 PICU di Jakarta Selatan, dan 42 PICU di Jakarta Timur.

Baca juga: Dinkes DKI awasi 69 merek obat sirop setelah izin edar dicabut

Baca juga: BPOM cabut izin CPOB tiga perusahaan farmasi terkait cemaran EG/DEG

Baca juga: IDAI-RSCM teliti etanol sebagai penawar gangguan ginjal akut

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022