Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta akhirnya dapat mencapai level 8.800/8.805 per dolar AS, menguat dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 8.834/8.850. "Rupiah terus menguat hingga bisa mencapai 8.800 per dolar AS, karena dolar AS di pasar global melemah setelah para pejabat moneter mendesak China untuk merevaluasikan yuan," kata analis Valas PT Bank Saudara, Yusuf, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, dolar AS pada hari sebelumnya juga melemah, setelah negara-negara industri maju (G7) menyerukan negara-negara berkembang untuk membiarkan mata uangnya menguat terhadap dolar AS untuk mengimbangi ketidakseimbangan perdagangan global. Dolar AS hari ini melemah karena ditekan oleh kekhawatiran atas defisit transaksi berjalan AS yang cenderung membengkak, katanya. Yusuf mengatakan pelaku pasar aktif bermain di pasar dengan membeli rupiah, sehingga mata uang lokal itu mencapai 8.800 per dolar AS. Rupiah diperkirakan akan bisa menembus level tersebut, apabila kondisi pasar tersebut berjalan seperti ini, katanya. Suplai dolar AS di pasar modal oleh investor asing memang makin besar, sehingga indeks harga saham gabungan berada di atas posisi 1.400 poin, namun apabila investor asing merasa berinvestasi di pasar tersebut sudah tidak nyaman, maka akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan rupiah, katanya. Aktifitas pasar lokal, ia lebih lanjut mengatakan, makin ramai, karena pelaku lokal aktif membeli rupiah, sehingga pasar didominasi aksi beli rupiah yang mengalami kenaikannya lebih tinggi dibanding penutupan hari sebelumnya. Meski ada isu bahwa bank sentral AS (The Fed) akan segera menaikkan tingkat suku bunganya untuk mengatasi inflasi yang cenderung menguat dan mendorong pertumbuhan ekonomi akan berjalan lebih baik, katanya. Dolar AS terhadap yen menjadi 114,40 yen dari sebelumnya 115 yen, euro jadi 1,2375 dolar dari sebelumnya 1,2415 dolar dan euro terhadap yen jadi 141,50 yen. Menurut dia, rupiah diperkirakan pada sore nanti masih berpeluang untuk bisa berada di bawah level Rp8.800 per dolar AS, karena respon positip pasar masih tinggi, apalagi hot money di pasar modal semakin menggembirakan, meski dalam jangka pendek. Peluang pasar memang masih tinggi, namun rencana kaum buruh untuk demo secara besar-besaran pada 1 Mei nanti perlu juga diawasi, meski pemerintah telah mengadakan dialog dengan ketua buruh tersebut, katanya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006