Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus (Stafsus) Presiden AAGN Ari Dwipayana mengingatkan pentingnya menjaga ekosistem laut agar memberikan manfaat dan sumber kehidupan bagi masyarakat.

"Pantai yang tidak dijaga, bahkan praktik pembabatan hutan mangrove hanya demi pembangunan tempat untuk menikmati sunset dapat membuat laut menjadi sumber bencana bagi masyarakat," kata Koordinator Stafsus Presiden AAGN Ari Dwipayana melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Hal itu disampaikan Ari dalam sambutannya saat membuka pertunjukan orkestra semesta bertajuk "Ghurnita Samudra Murti" yang diselenggarakan Yayasan Puri Kauhan Ubud di Bali.

Keberadaan laut penting terhadap sistem kepercayaan dan kehidupan masyarakat Bali. Laut punya dua wajah "buto" dan "dewa". Dalam wajah "buto" ini seperti penderitaan yang disebabkan wabah, bencana, dan lainnya yang bersumber dari laut. Sementara, wajah "dewa", laut dilihat bahwa sumber kehidupan tersebut ada di dasar samudera laut.

Menurut Ari, konteks hari ini bahwa laut adalah sumber kehidupan bagi seluruh masyarakat, bukan saja nelayan yang menyediakan sumber ekonomi, pangan, dan  peran penting terhadap ketahanan iklim "blue carbon".

Baca juga: Ari Dwipayana sebut perlu ada aksi afirmasi lindungi sastra Jawa Kuno
Baca juga: Yayasan Puri Kauhan Ubud gelar lomba masak kuliner bahari


"Ekosistem pantai disebutkan berbagai penelitian sebagai sumber penyerap karbon yang mampu membuat kita beradaptasi dalam fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini," ujar dia.

Sayangnya, kata dia, saat ini laut tengah terancam. Terumbu karang yang melindungi masyarakat selama jutaan tahun sudah rusak dijarah, termasuk hutan mangrove yang sudah banyak dibabat demi mendapatkan tempat untuk menikmati sunset.

Bahkan, paparnya, laut telah menjadi tempat pembuangan sampah raksasa. Tidak mengherankan beberapa waktu belakangan terjadi banjir bandang di Bali. Hal itu memperlihatkan ada yang salah dalam pengelolaan sistem lingkungan.

"Kami mengajak semua pihak menjaga air dari hulu ke hilir yang merupakan warisan dari leluhur kita," ujarnya.

Sebab, ujarnya, jika tidak, maka kerusakan di satu sisi saja akan berdampak pada sisi lain. Baik itu di hulu, tengah atau hilir. Yayasan Puri Kauhan Ubud sendiri mendorong upaya memperkuat ekonomi pesisir, menjaga ekologi pesisir, dan membangkitkan budaya pesisir dengan pagelaran seni.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki dalam sambutannya menyampaikan masalah lingkungan terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Upaya penyadaran pelestarian lingkungan masih perlu terus dilakukan.

"Kita ini punya kekuatan ekonomi lokal hasil laut," kata Teten.

Sebagai pembanding, tambahnya, salah satu penghasilan terbesar Norwegia saat ini berasal dari budi daya ikan salmon. Sementara, Indonesia yang mempunyai tuna, lobster, dan lain-lain seharusnya bisa menjadikannya sebagai kekuatan ekonomi.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022