Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menekankan pentingnya kolaborasi TNI, Polri, bersama lembaga lain dalam mengantisipasi dan memetakan berbagai potensi ancaman maupun gangguan pelaksanaan KTT G20 di Bali.

"Yang penting penanganan dalam G20 dilaksanakan secara baik, TNI dan Polri bersinergi melaksanakan tugas sesuai SOP (prosedur operasional standar)," kata Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.

Boy Rafli memastikan puncak rangkaian G20 berjalan aman dari ancaman teror, khususnya di Nusa Dua, Bali, sebagai pusat penyelenggaraan KTT G20.

BNPT juga telah menggelar sejumlah kegiatan guna membangun kewaspadaan masyarakat menjelang KTT G20, seperti pelatihan mitigasi aksi terorisme integratif yang melibatkan aparatur negara di wilayah Bali.

Selain itu, BNPT juga berkoordinasi terkait sistem pengamanan di lokasi acara KTT G20 serta kesiagaan nasional pengamanan KTT G20 dengan aparat penegak hukum di wilayah Bali.

Baca juga: BNPT deteksi dini potensi ancaman terorisme jelang G20 di Bali

Boy Rafli Amar melakukan kunjungan ke Command Center ITDC Bali dengan didampingi Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Mayjen TNI Nisan Setiadi, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol. Ibnu Suhaendra, Direktur Kerja Sama Bilateral Brigjen Pol. Kris Erlangga, Direktur Penindakan Brigjen Pol. Mochamad Rosidi, serta Kabag Hukum dan Humas Kombes Pol. Astuti Idris.

Saat mengunjungi Command Center ITDC, jajaran BNPT disambut langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa dan Komandan Pasukan Gegana Korps Brimob Polri Brigjen Pol. Reza Arief Dewanto.

Peninjauan tersebut dilakukan menjelang KTT G20 pada Selasa (15/11) dan Rabu (16/11) guna memetakan potensi ancaman serta meminimalkan potensi gangguan. Command Center ITDC merupakan posko terpadu, pusat pengendalian, pemantauan, dan pengawasan dalam rangka mendukung pengamanan selama KTT G20.

Baca juga: Pemuka agama ajak masyarakat sukseskan KTT G20

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022