Yogyakarta (ANTARA News) - Gempa guguran di puncak Gunung Merapi dalam dua hari ini meningkat, dan kubah lava terus membengkak akibat desakan magma dari perut gunung ke permukaan puncak makin menguat, sehingga status aktivitas gunung ini masih siaga. Hasil pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Selasa mencatat pada 25 April dari pukul 00.00 hingga pukul 18.00 WIB terjadi 11 kali gempa guguran, empat kali gempa vulkanik dangkal (VTB) dan gempa fase banyak atau multiphase (MP) 143 kali. Menurut Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta Drs Subandriyo, selasa malam, secara umum kegempaan masih berfluktuasi dalam jumlah tinggi. Sebelumnya, pada 24 April dari pukul 00.00 sampai pukul 06.00 WIB terjadi tujuh kali gempa guguran, satu kali VTB, dan MP terjadi 54 kali. Kemudian dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB terjadi 21 kali gempa guguran, satu kali gempa tektonik, tiga kali VTB dan MP terjadi 178 kali. Sedangkan hasil pengamatan visual terhadap puncak Merapi tanggal 25 April keadaan asap solfatara berwarna putih tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap 200 meter terukur dari Pos Pengamatan Merapi di Jrakah pada pukul 05.30 WIB. Cuaca cerah pada pagi, sore dan malam hari, sedangkan siang hari berkabut serta mendung. Hujan terjadi di sektor barat dan utara, dengan intensitas rendah. Suara guguran lava terdengar dua kali dari Pos Jrakah dan Pos Babadan pada pukul 18.42 WIB dan pukul 05.05 WIB. Dengan perkembangan aktivitas Merapi tersebut, BPPTK Yogyakarta masih merekomendasikan larangan bagi warga masyarakat melakukan kegiatan di badan sungai-sungai yang berhulu di gunung itu, seperti Kali Woro, Gendol, Boyong, Krasak, Sat, Putih, Lamat, Senowo, Trising dan Kali Apu dalam radius delapan kilometer dari puncak Merapi. Juga larangan memasuki kawasan rawan bencana gunung ini. Begitu pula para penambang pasir tidak melakukan aktivitas penambangan dalam radius delapan kilometer dari puncak Merapi. Wisatawan maupun warga masyarakat tidak melakukan pendakian ke puncak gunung itu. Pemerintah kabupaten di sekitar gunung tersebut diminta untuk mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan mitigasi bencana akibat letusan Merapi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006