Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan Pemerintah Indonesia perlu memitigasi dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap kepentingan nasional.

“Pemerintah Indonesia perlu memitigasi bagaimana konflik Rusia dan Ukraina ini dapat berimplikasi lebih jauh terhadap kepentingan nasional Indonesia, tidak hanya di bidang ekonomi dan energi, tetapi di bidang keamanan dan pertahanan,” kata Mego dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Mego menuturkan konflik Rusia dan Ukraina telah berdampak secara sistemik ke seluruh dunia, terutama ke negara-negara yang memiliki hubungan perdagangan secara langsung dengan Rusia atau Ukraina.

Menurut Mego, secara khusus Indonesia perlu menjaga kepentingan nasionalnya dalam beberapa aspek seperti menjaga kredibilitas Indonesia di tingkat internasional dan forum multilateral dengan mengedepankan politik luar negeri yang bebas aktif tanpa dikendarai oleh pihak manapun.

Indonesia juga perlu menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan, menjaga keamanan komoditas pangan Indonesia, merespons dan mengantisipasi kemungkinan penggunaan kekuatan nuklir dalam kapasitas Indonesia sebagai negara berkembang dan berkekuatan menengah, serta memastikan perdamaian abadi sesuai dengan amanat Pembukaan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

Baca juga: Energi baru terbarukan solusi atasi krisis dampak perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Presiden serukan optimisme & waspada, 28 negara antre pertolongan IMF

Ia mengatakan di saat negara-negara di dunia berupaya bangkit dari pandemi COVID-19, dunia dihadapkan pada situasi ancaman krisis sebagai implikasi dari konflik Rusia dan Ukraina.

"Dampak yang paling dirasakan dunia saat ini antara lain meningkatnya kerawanan pangan, terbatasnya akses terhadap energi, serta meningkatnya inflasi. Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi tatanan dan ketertiban dunia," katanya.

Di tingkat internasional Indonesia telah berusaha menjalankan peran aktif sebagai mediator dan merealisasikan misi perdamaian dengan melaksanakan kunjungan kenegaraan ke Ukraina pada 29 Juni 2022 dan Rusia pada 30 Juni 2022.

“Diharapkan negara-negara di seluruh dunia, memberikan respon cepat dan akurat baik secara individual maupun kolektif untuk menghadapi geopolitik dunia yang bergejolak saat ini. Indonesia khususnya, juga perlu menjaga kepentingan nasionalnya, namun dengan tetap menjaga prinsip politik luar negeri bebas aktif,” ujar Mego.

Mego menuturkan salah satu isu besar yang perlu mendapat perhatian bersama dengan implikasi dari konflik Rusia dan Ukraina adalah konflik Rusia dan Ukraina yang ikut berkontribusi terhadap munculnya kemungkinan perubahan konstelasi geopolitik global.

Baca juga: Hipmi optimistis RI tidak terdampak krisis global 2023
Baca juga: Presiden minta masukan sejumlah ekonom sikapi tantangan situasi global


Salah satu kemungkinannya adalah terjadi pergeseran peta geopolitik dan munculnya keseimbangan kekuatan baru di dunia.

Pergeseran dan perubahan konstelasi geopolitik global itu penting untuk diamati, dan Indonesia perlu bersiap terhadap implikasi yang dibawa oleh proses tersebut.

Ia juga mengatakan isu penting lain yang perlu diperhatikan adalah adanya kemungkinan penggunaan kekuatan nuklir.

Menyikapi isu itu, aktor-aktor di seluruh dunia, khususnya aktor negara mengalami kondisi yang tidak pasti dan perlu mulai membuat proyeksi terhadap kemungkinan penggunaan nuklir dalam konflik tersebut.

Bagi Indonesia, kemungkinan penggunaan kekuatan nuklir tersebut penting untuk dianalisis dan dilihat, tidak hanya dari perspektif keamanan dan hukum internasional, namun juga dari perspektif sains.

“Penggunaan kekuatan nuklir selain bertentangan dengan hukum humaniter, juga memiliki dampak besar seperti jatuhnya korban jiwa, kerugian material, dan risiko kesehatan,” tutur Mego.

Baca juga: Apindo: Dampak geopolitik dunia lebih bisa dikelola dibanding pandemi
Baca juga: ADM G20 di Yogyakarta mencari solusi dampak konflik Rusia-Ukraina

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022