Jakarta (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping pada Kamis (17/11) mengemukakan pentingnya untuk memajukan pembangunan Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik, serta terlibat secara penuh dan mendalam dalam reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Dalam pidato yang disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), Xi mengatakan hal itu perlu dilakukan dengan mencapai keselarasan yang lebih baik antara Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP), Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP), dan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Digital (Digital Economy Partnership Agreement/DEPA), serta membangun perekonomian Asia-Pasifik yang terbuka.

Xi menekankan untuk mengupayakan konektivitas dengan standar yang lebih tinggi. Dengan Cetak Biru Konektivitas APEC sebagai pedoman, perekonomian-perekonomian di kawasan ini harus meningkatkan konektivitas keras dan lunak serta pertukaran personel dengan pengaturan yang baik.

China akan secara aktif meningkatkan komplementaritas antara Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra dan strategi pembangunan pihak-pihak lainnya guna bersama-sama membangun jaringan konektivitas Asia-Pasifik yang berstandar tinggi, imbuh Xi.

Selain itu, penting membangun rantai pasokan dan industri yang stabil dan bebas hambatan, serta untuk mematuhi undang-undang yang mengatur beragam kegiatan ekonomi dan prinsip pasar serta membangun rantai pasokan dan industri yang sesuai, efisien, dan aman di Asia Pasifik. Unilateralisme dan proteksionisme harus ditolak oleh semua pihak, tutur Xi.

Berbagai upaya harus dilakukan untuk mempercepat inovasi ilmiah, teknologi, dan institusional; mengembangkan ekonomi baru, tipe bisnis baru, dan model bisnis baru; serta mewujudkan transformasi digital dalam perekonomian Asia-Pasifik.

Lebih banyak upaya harus dilakukan untuk mewujudkan pembangunan hijau dan rendah karbon, mendorong sektor-sektor ekonomi hijau dan keuangan hijau, serta mempercepat pembentukan kerangka kerja sama hijau di Asia-Pasifik, kata Xi.

Xi menguraikan elemen yang menentukan dan persyaratan esensial dari modernisasi China dan mengatakan bahwa modernisasi China, negara berpenduduk lebih dari 1,4 miliar orang, akan menjadi hal yang sangat penting dalam sejarah umat manusia.

China, masih menurut dia, akan terus mengambil pendekatan yang berpusat pada rakyat, dengan tujuan untuk meningkatkan populasi berpendapatan menengah di negara itu menjadi lebih dari 800 juta dalam 15 tahun mendatang dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan dari pasarnya yang berukuran sangat besar.

China, imbuhnya, akan melanjutkan upayanya untuk mencapai kemakmuran bersama bagi semua pihak, menyediakan lebih banyak sumber daya untuk kerja sama pembangunan global, memajukan Inisiatif Pembangunan Global, dan bekerja sama dengan semua pihak lainnya guna membangun komunitas pembangunan global.

Xi menekankan bahwa China, sebagai negara anggota Asia-Pasifik, telah memetik banyak manfaat dari kawasan itu dan sebagai gantinya, membagikan hasil pembangunannya dengan pihak-pihak lainnya di kawasan tersebut, sehingga China berkomitmen untuk mendorong pembangunan komunitas Asia-Pasifik dengan masa depan bersama, dan akan melakukan lebih banyak upaya guna meningkatkan stabilitas dan kemakmuran Asia-Pasifik.

Presiden Xi berharap para pemimpin bisnis akan secara aktif melibatkan diri dalam kerja sama ekonomi dan upaya reformasi, keterbukaan, dan modernisasi China, serta berkontribusi dalam menggenjot pembangunan dan kemakmuran di Asia-Pasifik dan dunia.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022