Paris (ANTARA) - Prancis akan membelanjakan sebesar 8,4 miliar euro (sekitar Rp136,3 triliun) untuk membantu perusahaan membayar tagihan energi mereka, guna meredam dampak kenaikan harga listrik dan gas dan membantu mereka bersaing dengan bisnis Jerman, demikian disampaikan enteri keuangan Prancis pada Sabtu.

Prancis akan memangkas pajak khusus untuk listrik seminimal mungkin yang diizinkan berdasarkan aturan Uni Eropa (UE) dan mengizinkan perusahaan untuk memanfaatkan mekanisme khusus guna menerima tenaga turunan nuklir yang murah.

Usaha kecil juga akan mendapat manfaat dari batas harga energi yang sudah diberlakukan untuk rumah tangga.

"Perusahaan-perusahaan (Prancis) akan dilindungi seperti halnya perusahaan Jerman," kata Menteri Keuangan Bruno Le Maire kepada radio France Inter.

"Kami juga akan memastikan bahwa aturan persaingan UE berlaku untuk semua perusahaan, baik Italia, Spanyol, Prancis atau Jerman," katanya.

Pada awal tahun ini, Jerman menetapkan anggaran sebesar 200 miliar euro (sekitar Rp3,24 kuadriliun) untuk melindungi perusahaan dan rumah tangga dari harga energi yang tinggi, sehingga menuai kritik dari negara-negara UE lainnya karena mengkhawatirkan distorsi di tingkat UE.

Paket bantuan senilai 8,4 miliar euro (sekitar Rp136,3 triliun) yang diluncurkan Prancis pada Sabtu merupakan biaya untuk 2022 dan 2023, kata kementerian keuangan  dalam sebuah pernyataan.

Prancis sudah mengalokasikan 45 miliar euro (sekitar Rp729,8 triliun) untuk membantu rumah tangga.

Sumber: Reuters
Baca juga: Rencana penghematan energi Prancis akan telan biaya Rp11,78 triliun
Baca juga: Prancis dan Jerman akan saling membantu melewati krisis energi
Baca juga: Peringati Hari Nasional Prancis, Macron serukan penghematan energi

Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2022