Jakarta (ANTARA) - Anggaran Bank Indonesia (BI) 2022 tercatat surplus sebesar Rp22,87 triliun per September dan surplus diperkirakan mencapai Rp13,02 triliun pada akhir tahun ini.

Surplus per September didapat dari selisih penerimaan yang mencapai Rp83,23 triliun dengan pengeluaran sebesar Rp60,36 triliun

"Sejumlah anggaran pengeluaran masih akan terus dalam proses pembayaran hingga akhir tahun ini," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin.

Ia memerinci, anggaran BI 2022 meliputi anggaran kebijakan yang mencatat surplus Rp10,65 triliun dan anggaran operasional yang juga surplus Rp12,21 triliun.

Surplus anggaran kebijakan berasal dari penerimaan yang lebih besar yakni Rp61,41 triliun dibanding pengeluaran Rp50,75 triliun.

Begitu pula dengan surplus yang diraih dalam anggaran operasional karena besarnya penerimaan yakni Rp21,82 triliun dibanding pengeluaran Rp9,6 triliun.

Perry menyebutkan realisasi penerimaan anggaran operasional berasal dari hasil pengelolaan aset valuta asing (valas) Rp21,75 triliun, operasional kegiatan pendukung Rp10 miliar, serta penerimaan administrasi Rp55 miliar.

Sementara realisasi pengeluaran anggaran operasional terdiri dari gaji dan penghasilan lainnya Rp3,15 triliun, manajemen sumber daya manusia Rp2,56 triliun, logistik Rp1,32 triliun, serta penyelenggaraan operasional kegiatan pendukung Rp1 triliun.

Selanjutnya untuk program sosial BI dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM telah terealisasi Rp650 miliar, pajak Rp899 miliar, serta cadangan anggaran belum terealisasi.

"Rendahnya realisasi program sosial BI dan pembiayaan sektor riil dan UMKM karena masih adanya COVID-19. Ini akan terus kami tingkatkan hingga akhir tahun," kata Perry.

Baca juga: BI perkirakan anggaran defisit Rp19,99 triliun di tahun 2023

Baca juga: BI sampaikan rancangan anggaran tahun 2023 kepada DPR RI

 

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022