Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia melayang di sekitar 61 terhadap dolar AS setelah menyentuh level terendah dalam hampir dua minggu di awal sesi pada Selasa, dengan tekanan dari kegelisahan pasar minyak diimbangi oleh pembelian rubel untuk menutupi pembayaran pajak akhir bulan.

Pada pukul 07.14 GMT rubel turun 0,1 persen terhadap dolar pada 60,90, setelah meluncur ke 61,1950 di awal sesi untuk yang terlemah sejak 10 November.

Rubel bisa menguat menuju angka 60 selama sesi, kata Kepala Analis Banki.ru Bogdan Zvarich.

"Situasi yang membaik di pasar energi dan peningkatan pasokan mata uang asing oleh eksportir akan memfasilitasi kenaikannya," kata Zvarich.

Baca juga: Rubel Rusia melemah menuju 61 terhadap dolar AS

Rubel didukung oleh masa pajak akhir bulan di mana eksportir biasanya mengubah pendapatan devisa menjadi rubel untuk membayar kewajiban domestik.

Mata uang Rusia tidak berubah pada 62,33 terhadap euro dan turun 0,1 persen terhadap yuan pada 8,48.

Harga minyak merosot ke level terendah sejak Januari di sesi sebelumnya sebelum rebound. Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,2 persen menjadi 87,6 dolar AS per barel pada awal perdagangan Selasa.

Indeks saham Rusia naik, dengan indeks RTS berdenominasi dolar menguat sebesar 0,4 persen, menjadi diperdagangkan di 1.126,8 poin. Sementara itu, indeks MOEX Rusia berbasis rubel naik 0,6 persen, menjadi diperdagangkan di 2.178,30 poin.

Baca juga: Dolar setop menguat di Asia, pasar khawatir COVID China meningkat

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2022