Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) memastikan bahwa kesehatan para pengungsi menjadi salah satu prioritas dalam penanganan pascagempa magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

"Kondisi kesehatan para warga yang kini mengungsi menjadi salah satu prioritas," kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto dihubungi di Jakarta, Selasa.

Agus menjelaskan, pemerintah mengupayakan secara optimal agar kondisi pengungsian selalu terjaga kebersihannya berikut dengan sanitasi yang memadai.

"Selain itu juga memastikan kebutuhan pokok pengungsi seperti makanan, obat-obatan hingga selimut tercukupi selama berada di pengungsian," katanya.

Agus mengatakan, salah satu kunci utama yang diperlukan untuk mendukung kondisi kesehatan pengungsi selama berada di pengungsian adalah tercukupinya air bersih.

Baca juga: BMKG: Penurunan gempa susulan Cianjur tanda kondisi kembali aman
Baca juga: Kepala BNPB: korban meninggal gempa Cianjur 268 orang

Karena itu, kata dia, Kemenko PMK terus berkoordinasi dengan seluruh kementerian dan lembaga terkait dengan pemenuhan kebutuhan pengungsi, termasuk juga kebutuhan air bersih.

"Kami sangat memperhatikan sekali pemenuhan kebutuhan para pengungsi, khususnya pengungsi yang berusia anak-anak guna memastikan kondisi kesehatan mereka selama berada di pengungsian tetap terjaga," katanya.

Agus juga mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir sehingga diharapkan protokol kesehatan tetap bisa diupayakan.

Sebelumnya gempa bumi dengan magnitudo (M) 5,6 berpusat di darat 10 km barat daya Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat terjadi pada Senin (21/11), pukul 13.21 WIB. Gempa itu membuat ribuan warga mengungsi karena rumah mereka rusak dan rawan untuk ditempati.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kekuatan gempa yang diukur dengan skala MMI atau modified Mercalli intensity, wilayah Cianjur V-VI MMI, Garut dan Sukabumi IV – V MMI, Cimahi, Lembang, Kota Bandung Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah III MMI, Rancaekek, Tangerang Selatan, DKI Jakarta dan Depok II – III MMI.

Berdasarkan kajian inaRISK, sebanyak 32 kecamatan di Kabupaten Cianjur memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi.

Baca juga: Bupati Cianjur minta warga rumahnya rusak mengungsi pada malam hari

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022