Jakarta (ANTARA News) - Mantan Perdana Menteri GAM Malik Mahmud mengaku terlalu dini untuk ikut mencalonkan diri sebagai calon Gubernur dalam pilkada di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD). "Saya merasa terlalu awal kalau ikut mencalonkan diri dalam pilkada. Kami akan memiliki calon-calon yang memang tepat untuk memimpin," kata Malik Mahmud saat memberikan keterangan pers bersama Wapres Jusuf Kalla di kediaman Wapres Jl Diponegoro Jakarta, Kamis malam. Menurut Malik dalam pembicaraan yang santai sambil makan malam tersebut, ia merasa senang mendapatkan penjelasan soal pilkada. "Saya setuju untuk memenangkan calon bebas (independen)," kata Malik. Malik juga menjelaskan bahwa selama ini pelaksanaan kesepakatan MoU Helsinki telah berjalan dengan baik. Malik yang baru saja mengunjungi Aceh merasakan bahwa keamanan di Aceh sudah berjalan baik. "Rakyat Aceh sudah bebas kemana-mana dan bisa mencari nafkah," kata Malik. Mengenai masa depan Aceh, tambah Malik, semua kesepakatan Helsinki telah dilaksanakan dengan baik, sementara mengenai RUU Pemerintahan Aceh, tambahnya diharapkan dalam waktu dekat akan segera selesai. Ketika ditanyakan apakah Malik Mahmud dan para petinggi GAM lainnya akan segera menjadi Warga Negara Indonesia (WNI), Malik dengan diplomatis mengaku hal itu perlu waktu. "Yaa di dalam pikiran kami demikian tetapi memerlukan tempo dengan di luar negeri, karena kami lama bermukin di sana," kata Malik. Malik mengaku sangat bergembira setelah lebih dari 40 tahun tidak pernah mengunjungi Jakarta dan Aceh. "Insy Allah kami akan sering-sering berada di Aceh," kata Malik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006