Kudus, Jateng (ANTARA) - Pakar lingkungan yang juga Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Dr Mahawan Karuniasa menyatakan bahwa generasi muda perlu dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian perubahan iklim.

"Generasi muda tentunya belum terikat dengan berbagai kesibukan, sehingga memiliki kesempatan yang luas serta memiliki semangat dan motivasi tinggi di bidang lingkungan," ujarnya saat menjadi pembicara dalam dialog dan lokakarya bersama pegiat lingkungan dan media di Kudus, Jawa Tengah, Selasa

Dalam  kegiatan yang digelar di Oasis Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) di Kudus, ia menambahkan selain itu, rasa kekhawatiran kaum muda juga tinggi, sehingga ketika mendengar adanya perubahan iklim tentunya mereka juga tergerak untuk ikut andil melakukan pencegahan.

"Apalagi, dampak perubahan iklim yang sangat merasakan dampaknya nanti juga mereka karena peluang hidup masih lama dibandingkan dengan generasi tua," katanya.

Dampak perubahan iklim, kata dia, di antaranya bisa dilihat dari kualitas air sungai yang sebelumnya jernih, kemudian menjadi keruh yang disebabkan karena kurangnya tanaman penghijauan. Suhu permukaan bumi makin lama makin panas dan produksi pangan juga mulai berkurang, serta tingkat keasinan air laut juga berkurang serta debit air sumur juga semakin berkurang.

Untuk itu, imbuh dia, para pihak yang memiliki pengetahuan di bidang lingkungan membangun komunikasi yang sederhana dan mudah dipahami kaum muda, jangan memakai bahasa yang terlalu tinggi karena bisa membuat anak muda tidak tertarik di dalamnya.

Upaya lainnya, yakni dengan membangun komunitas untuk memudahkan akses kaum muda ikut membantu dalam upaya mengatasi perubahan iklim.

"Kami juga menyarankan menggabungkan upaya mitigasi dan adaptasi serta datanya juga benar dalam menghadapi disrupsi iklim," katanya.

Karena upaya mengatasi perubahan iklim tidak bisa hanya mengandalkan peran pemerintah pusat maupun pihak swasta maupun pihak-pihak terkait yang peduli lingkungan, kata dia, maka pemerintah daerah juga didorong untuk turut berperan aktif berinovasi dalam membantu mengatasi perubahan iklim.

Executive Coach and Mentor for Climate and Sustainability Actions Amanda Katili Niode menambahkan bahwa setiap daerah punya permasalahan sendiru, sehingga upaya negosiasi tidak kuat kalau tidak didukung data dan cerita.

"Agar upaya pengendalian perubahan iklim bisa maksimal, maka perlu dibantu cerita perubahan iklim dan berjejaring para pemangku kepentingan," katanya.

Vice President Director Djarum Foundation F.X. Supanji saat memberi pengantar dalam lokakarya itu menyatakan bahwa program lingkungan sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1969, yang kala itu baru sebatas di Kudus.

Namun, seiring dengan waktu, kini program lingkungan melalui BDLF berkembang meluas, pada level nasional.

Program Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation Abdurrachman Aldilla menyatakan bahwa kaum muda sudah dilibatkan dalam upaya mengatasi perubahan iklim, salah satunya melalui "siap darling" atau siap sadar lingkungan.

Hasilnya, kata dia, 2.300 mahasiswa yang berasal dari 295 kabupaten/kota berhasil diajak bergabung untuk melakukan melakukan kegiatan positif tentang lingkungan.

"Kami juga mudahkan pendaftaran melalui sosial media dan otomatis jadi darling skuad. Setiap kegiatan akan mendapatkan submission," ujarnya.

Ia juga membagikan tata cara perawatan tanaman langka untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peran penting aktivitas
penanaman pohon, serta pengalaman menjadi delegasi Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP27) 2022.

Generasi muda lebih peduli melakukan hal nyata dan simpel untuk lingkungan. Selain itu, mereka juga konsisten bersama-sama memberikan dampak lingkungan di Tanah Air, demikian Abdurrachman Aldilla.

Baca juga: Penghijauan di Pegunungan Patiayam-Kudus didukung petani

Baca juga: Djarum Foundation capai tonggak satu juta mangrove

Baca juga: Candi Gedongsongo lereng Gunung Ungaran ditanami akar wangi

Baca juga: Candi Prambanan dihijaukan ribuan semak berbunga dan pohon


 

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022