Jakarta (ANTARA News) - Indonesia hanya kebagian 50 juta dolar AS dari total komitmen yang dijanjikan masyarakat internasional sebesar 1,9 miliar dolar untuk pemberantasan wabah flu burung. Komitmennya banyak, janjinya juga banyak, tetapi ternyata kita Cuma kebagian 50 juta dolar aja, kata Ketua Harian Komisi Nasional Penanganan Flu Burung, Bayu Krisnamukti, di Depkeu, Jumat. Untuk penanganan flu burung, menurut dia, Indonesia selama tiga tahun membutuhkan 900 juta dolar AS. Kebutuhan itu akan diperoleh dari APBN sekitar 50 juta dolar per tahun dan dari sektor swasta sekitar 20 juta dolar per tahun. "Untuk menutupi kekurangannya, kita coba tingkatkan melalui kerjasama bilateral atau multilateral." Dia juga mengatakan, Indonesia sejauh ini telah menjalin kerjasama dengan Singapura. Selain itu, Jepang juga akan memberikan bantuan kepada negara ASEAN terkait dengan pemberantasan wabah flu burung. Dunia internasional dalam konferensi flu burung di beijing beberapa waktu lalu menyatakan komitmennya memberi bantuan sebesar 1,9 miliar dolar kepada negara-negara epidemi flu burung. Namun, tegas Bayu, komitmen itu sebagian besar berupa pinjaman. Dia menjelaskan bahwa satu miliar dolar dari komitmen itu berbentuk pinjaman, sedang sisanya 900 juta dolar lebih banyak dalam bentuk kerjasama teknis dan ahli. Selain itu, komitmen itu sebagian juga disalurkan melalui lembaga internasional, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Setelah dikurangi itu semua dan dibagi rata dengan negara-negara penerima, katanya, maka Indoensia cuma kebagian 50 juta dolar. Saat ditanya tentang komitmen dari Bank Dunia untuk penanganan flu burung, Bayu menjelaskan, bantuannya sangat kecil, yakni 10 juta dolar dalam bentuk hibah dan kemungkinan pinjaman sebesar 10 juta dolar.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006