Jakarta (ANTARA News) - Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Anton Bachrul Alam menyatakan bahwa penyidikan terhadap tiga karyawan maskapai penerbangan Garuda yang menjadi tersangka pembunuhan aktivis HAM, Munir, tetap diteruskan. "Penyidikan terhadap tersangka terus berjalan dan dilakukan secara intensif. Polisi terus mencari dokumen dan saksi lain," kata Anton di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan hal itu menanggapi tudingan lambatnya penyidikan tiga tersangka pembunuhan Munir yang belum selesai, padahal tersangka lain yakni Pollycarpus Budi Haripriyanto, pilot Garuda, telah divonis 14 tahun penjara dan saat ini sedang mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Namun, Polri tidak bisa menyebutkan hasil penyidikan kepada publik dengan alasan masih dalam rangka mencari barang bukti dan demi efektifitas penyidikan. Ketiga karyawan Garuda yang dimaksud Anton adalah Ramelgia Anwar (Vice Presiden Security PT Garuda), Oedi Irianto (pramugara), dan Yeti Susmiarti (pramugari). Munir ditemukan tewas di atas pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 974, pada Senin, 6 September 2004 saat terbang dari Jakarta menuju Amsterdam. Hasil otopsi ahli forensik Belanda pada 13 Oktober 2004 menyebutkan, Munir meninggal karena dalam lambungnya terdapat racun arsenik dalam jumlah besar. Mabes Polri yang menyidik kasus itu menetapkan Pollycarpus sebagai tersangka karena diduga memasukkan arsenik ke dalam jus jeruk yang diminum Munir. Saat itu, Polly ikut terbang sebagai penumpang dan bukan sebagai pilot. Polly sempat mengajak Munir pindah tempat duduk dari kelas ekonomi ke bisnis. Polly menaruh racun ke dalam jus jeruk yang dipesan Munir di dalam pantry pesawat. Ramelgia Anwar, Oedi Irianto dan Yeti Susmiarti ikut dijadikan tersangka karena diduga membantu Polly dalam aksi pemmbunuhan Munir itu. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi Jakarta memvonis Polly 14 tahun penjara, namun Polly mengajukan kasasi atas vonis itu. Pollycarpus melalui isterinya, Yosepha Herawati di Mabes Polri, awal pekan ini menyatakan, pihaknya masih mempertanyakan sebab kematian Munir yang dikaitkan dengan suaminya yang kebetulan seorang pilot Garuda. "Tidak ada awak pesawat yang memiliki jiwa membunuh. Jiwa menyelamat ya," katanya menegaskan. Ia juga meragukan adanya hubungan antara Pollycarpus dengan ketiga karyawan Garuda yang juga menjadi tersangka pembunuhan Munir.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006