Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan bahwa penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) merupakan satu-satunya pilihan pemerintah, setelah pemerintah memutuskan tidak mengambil opsi menaikkan harga BBM maupun opsi menaikkan subsidi BBM. "Kalau pemakaian (BBM) tetap maka subsidi besar (naik) atau harga naik. Tetapi kedua-duanya kan tidak kita pilih. Subsidi kita usahakan tidak naik dan harga BBM juga tidak naik, maka pilihannya cuma satu yaitu penghematan, tidak ada pilihan lain," katanya di Kantor Wapres, Jumat. Menurut Wapres, untuk mengantisipasi terus meningkatnya harga minyak mentah dunia yang sempat mencapai angka 75 dolar AS per barel maka sebenarnya solusinya adalah dengan menaikkan harga BBM namun pemerintah memutuskan tidak mengambil kebijakan itu. Karena itu, lanjutnya, maka opsi penghematan yang diambil pemerintah akan menjadi beban semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, dengan cara mengurangi pemakaian BBM. "Mari kita bersama-sama menghemat pemakaian BBM," katanya. Menjawab pertanyaan mengenai adanya kesan bahwa kebijakan penghematan itu justru mengorbankan masyarakat, Kalla mengatakan, pilihan apapun yang diambil pemerintah akan membebani masyarakat. Dikatakannya, jika pemerintah menaikkan harga BBM maka jelas bebannya akan dirasakan oleh masyarakat, demikian pula jika pemerintah menaikkan subsidi maka yang menjadi korban juga masyarakat karena pembangunan akan berkurang. Selain melakukan penghematan, kata Wapres, pemerintah juga akan mencari alternatif lain seperti menaikkan produksi minyak. Namun demikian, mengenai rencana target pelaksanaan penghematan BBM dan mekanismenya, Wapres Jusuf Kalla menyatakan pemerintah masih mempertimbangkan segala kemungkinan sehingga belum bisa memutuskannya. "Tetapi yang penting kita lakukan adalah memberikan pengertian, himbauan dan tekanan kepada semua konsumen, termasuk pejabat pemerintahan dan masyarakat, agar mau menurunkan pemakaian BBM," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006