Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat tidak menyebarkan berita palsu atau hoaks terkait gempa Cianjur di Jawa Barat yang banyak beredar di grup percakapan dan media sosial.

Dalam konferensi pers virtual perkembangan gempa Cianjur yang diikuti di Jakarta, Jumat sore, Deputi Geofisika BMKG Suko Prayitno Adi mengatakan BMKG bersama Kementerian Sosial dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan sosialisasi di beberapa pos pengungsian terkait langkah harus dilakukan ketika terjadi gempa susulan.

"Kita berjalan terus, karena banyak berita hoaks seolah-olah akan terjadi gempa di sini pada jam berapa, ini lagi berkembang," ujarnya.

Terkait hoaks yang berkembang, ia meminta agar masyarakat untuk tidak menyebarkan kepada pihak lain ketika menerima pesan berantai tentang gempa dengan sumber yang tidak jelas.

Baca juga: BMKG mencatat terjadi 248 gempa susulan di Cianjur hingga Jumat

Baca juga: Gempa magnitudo 4,1 guncang Cianjur


"Kalau ada isu akan terjadi gempa yang besar dan lain sebagainya cukup di kita saja tidak usah kita share," tutur Suko.

Sampai dengan pukul 17.00 WIB pada Jumat hari ini telah terjadi 248 gempa susulan, menurut data BMKG.

Ia mengatakan bahwa guncangan terbesar untuk gempa susulan mencapai magnitudo 4,2 dan terkecil magnitudo 1,2. Sebagai catatan, gempa utama yang terjadi pada Senin lalu (21/11) berkekuatan magnitudo 5,6.

Mengenai gempa susulan, dia mengatakan tren memperlihatkan kecenderungan menurun.

Meski demikian dia mengingatkan masyarakat di wilayah terdampak untuk menghindari bangunan yang telah rusak untuk menghindari potensi bahaya.

Sampai dengan hari kelima setelah gempa mengguncang Kabupaten Cianjur telah terkonfirmasi 310 orang meninggal dunia, menurut data BNPB sampai dengan Jumat (25/11) sore.

Baca juga: BMKG: Gempa susulan di Cianjur masih ada di hari keempat tapi melemah

Baca juga: BMKG minta warga tak bangun tenda pengungsian di bantaran sungai

Baca juga: Pemkab Cianjur minta PDAM segera perbaiki pipa induk yang rusak

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022