Jakarta (ANTARA News) - Kondisi kesehatan sastrawan besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer semakin kritis di rumahnya di Jalan Multikarya II/26, Utan Kayu, Jakarta Timur. "Kesehatan beliau semakin kritis sejak meninggalkan rumah sakit sore tadi," kata kerabat dekat Pramudya, Muhidin M Dahlan, kepada ANTARA, Sabtu. Pramoedya dibawa ke Unit Gawat darurat (UGD) RS St Carolus pada Kamis malam (27/4) karena kesehatannya memburuk, mengalami sesak nafas, merasa nyeri di dada dan sudah satu minggu menolak makan. Setelah dirawat di rumah sakit, lanjut Muhidin, pujangga yang pernah dibuang ke Pulau Buru pada masa Orde Baru itu meminta pulang ke rumah di Utan Kayu. Sementara menurut Astuti, putrinya, Pram terjatuh di halaman rumahnya di kawasan Bojong Gede, Bogor sekitar tiga minggu lalu yang mengakibatkan kondisi kesehatannya melemah. Penulis tetralogi Pulau Buru itu mendapat pengakuan internasional sebagai sastrawan besar, puluhan karyanya sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa dan banyak yang mendapat penghargaan internasional. Setelah mendapat kebebasan, Pram yang masih giat membuat kliping berita itu tinggal bersama istri, Ny Maemunah dan sejumlah anaknya di rumahnya di Bojong Gede, meskipun sesekali juga menginap di rumahnya di kawasan Utan Kayu, Jakarta. Pram yang baru berulangtahun ke 81 pada 6 Februari lalu dikenal gemar membakar sampah dedaunan di halaman rumahnya yang luas dan suatu hari terjatuh ketika sedang membakar sampah. "Saya senang memandang api sampah-sampah itu," tuturnya suatu ketika. Jika tidak ada daun kering dan sampah yang dapat dibakar, Pram bahkan seringkali membakar baju-baju tua, untuk menikmati suasana pembakaran sampah itu, kata Astuti. Selama menjalani perawatan di rumah sakit, banyak kerabat dan teman-temannya yang menengok, termasuk anak-anak muda pengagum Pram.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006