Jakarta (ANTARA) - Otoritas berwenang di Beijing pada Senin (28/11) mengatakan bahwa kota tersebut berusaha meringankan beban pada layanan pengiriman setelah beberapa kurir tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena upaya langkah pengendalian COVID-19.

Pemerintah kota meminta maaf kepada penduduk atas keterlambatan pengiriman dan pengalaman belanja daring mereka yang tidak sempurna meskipun pasokan cukup dan harga stabil di platform e-commerce, ujar Guo Wenjie, Wakil Kepala Biro Perdagangan Kota Beijing.

Beijing mengalami peningkatan 10-20 persen dalam pesanan daring harian karena lebih banyak penduduk menjalani karantina di rumah. Sementara itu, hampir 30 persen kurir menghadapi pembatasan di tempat kerja karena tempat tinggal mereka berada di bawah manajemen tertutup, papar Guo dalam konferensi pers.

Merespons situasi itu, pemerintah kota mendorong perusahaan untuk merekrut lebih banyak kurir sembari memperluas "daftar putih" kurir dari 5.000 menjadi 40.000 orang selama dua pekan terakhir, kata pejabat tersebut.

Para pejabat mengatakan kepada Xinhua bahwa kurir yang masuk dalam "daftar putih" menghadapi lebih sedikit pembatasan pergerakan dan diizinkan untuk melakukan pengiriman ke kompleks perumahan tertutup. Namun, mereka harus melakukan tes asam nukleat setiap hari dan memakai masker N95 saat bekerja.

Kota-kota di China meningkatkan dukungan kepada penduduk dan pelaku bisnis di tengah langkah pengendalian COVID-19 terbaru. Para pejabat Beijing mengatakan bahwa mereka telah mengarahkan perusahaan-perusahaan e-commerce besar untuk menyimpan tiga hingga lima kali lipat tingkat pasokan biasa guna menstabilkan harga.

Beijing melaporkan 840 kasus COVID-19 lokal dan 3.048 kasus lokal tanpa gejala pada Minggu (27/11), dibandingkan dengan 747 dan 3.560 pada Sabtu (26/11).

 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022