Jakarta (ANTARA) - Amerika Latin dan Karibia menerima investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) senilai 142,79 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.737) pada 2021, 40,7 persen lebih tinggi dibanding tahun 2020.

Menurut Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia (Economic Commission for Latin America and the Caribbean/ECLAC) pada Selasa (29/11), dalam laporan tahunannya yang bertajuk "Investasi Asing Langsung di Amerika Latin dan Karibia 2022", organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di Santiago, Chile, itu mengatakan bahwa meski mengalami peningkatan, FDI gagal mencapai level prapandemi COVID-19.

Menurut Sekretaris Eksekutif ECLAC Jose Manuel Salazar-Xirinachs, FDI "penting untuk merancang kebijakan yang produktif" di sebuah kawasan dengan tingkat investasi keseluruhan yang rendah.

"Demi memperoleh dampak FDI yang positif, penting untuk menghubungkan kebijakan pembangunan yang produktif dengan aktivitas dan investasi berproduktivitas tinggi yang mendukung proses pembangunan yang baik dalam hal inklusivitas, kualitas pekerjaan, keberlanjutan lingkungan, inovasi, dan kompleksitas teknologi," kata Jose Manuel Salazar-Xirinachs.

FDI di seluruh dunia meningkat sebesar 64 persen pada 2021, menjadi sekitar 1,6 triliun dolar AS, tetapi Amerika Latin dan Karibia kehilangan pangsa sebagai sebuah destinasi dengan mencakup hanya 9 persen dari jumlah keseluruhan, salah satu persentase terendah dalam 10 tahun terakhir.

Pengaktifan kembali investasi pada 2021 dilakukan di seluruh subkawasan, dan negara-negara yang menerima FDI terbesar adalah Brasil, Meksiko, Chile, Kolombia, Peru, dan Argentina, dengan penyebutan berdasarkan urutan besaran FDI.

Di Amerika Tengah, Kosta Rika merupakan penerima FDI terbesar di subkawasan tersebut selama dua tahun beruntun.

Sementara Guatemala mencatat "akuisisi skala besar" di sektor telekomunikasi, yang menyumbangkan peningkatan yang cukup signifikan.

Sektor jasa dan sumber daya alam, yang mencatat peningkatan FDI masing-masing sebesar 39 persen dan 62 persen, "merupakan sektor paling dinamis" di kawasan itu, dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat menjadi investor utama yang masing-masing menyumbangkan 36 persen dan 34 persen dari jumlah keseluruhan.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022