Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendukung penuh pelaksanaan imunisasi anak sekolah untuk meningkatkan cakupan imunisasi nasional.
 
Salah satu bentuk dukungan tersebut dilakukan melalui kegiatan “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri” yang diselenggarakan di SDN 5 Bendungan Hilir, Jakarta, Rabu.
 
Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek, Muhammad Hasbi mengatakan kegiatan imunisasi itu merupakan bentuk dukungan sekaligus sosialisasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek agar seluruh siswa di Indonesia melakukan imunisasi secara rutin, sehingga anak-anak Indonesia terlindung dari risiko tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
 
“Meskipun kita telah mengetahui betapa pentingnya imunisasi bagi kesehatan anak-anak kita, data menunjukkan bahwa cakupan imunisasi, terutama sejak masuknya pandemi COVID-19, perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari kita semua, " ujar Hasbi, dalam keterangannya.
 
Sebanyak 100 siswa diimunisasi dalam kegiatan “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri”. Mereka berasal dari 10 satuan pendidikan, yaitu SDN Benhil 01, SDN Benhil 05, SDN Benhil 09, SDN Kebon Kacang 01, SDN Kebon Melati 01, SD IT Al Abrar, SDN Karet Tengsin 21, SDN Karet Tengsin 13, SDN Benhil 12, dan SDN Kampung Bali 07.

Baca juga: DKI minta orang tua lengkapi imunisasi dasar anak cegah TBC dan polio
 
Kegiatan “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri” didukung oleh mitra pembangunan Kemendikbudristek, yaitu Twitter Asia Pasific Pte, Ltd., PT Unilever Indonesia, Tbk., GIZ, Danone Indonesia, KAO Indonesia, Maleo Edukasi Teknologi (Educourse.id), Nutrifood Indonesia, Save The Children Indonesia, UniCharm Indonesia, dan TikTok Pte, Ltd.
 
Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono mengatakan, fase kehidupan anak sangat penting dalam siklus kehidupan manusia, karena fase ini merupakan proses tumbuh kembang dan karena permasalahan kesehatan yang timbul pada fase ini dapat berdampak pada kualitas sebagai manusia di masa dewasa.
 
Salah satu cara efektif dalam menjaga kondisi kesehatan mereka di antaranya melalui upaya pencegahan terhadap penyakit seperti pemberian imunisasi.
 
“Imunisasi lengkap sangat penting karena mampu memutus mata rantai penyakit menular tertentu dalam masyarakat jika proporsi penduduk yang terimunisasi mencapai di atas 95 persen,” jelas Yudhi Pramono.

Baca juga: Dinkes targetkan 95 persen anak Abdya diimunisasi Polio
Baca juga: Dinkes Yogyakarta ingatkan orang tua lengkapi vaksinasi polio anak
 
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, selama dua tahun terakhir, yaitu sejak 2020 hingga 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis.

Pada 2020 target imunisasi sebesar 92 persen dari 4.416.309 anak, yakni 4.063.004 anak. Namun cakupan yang dicapai pada 2020 itu sebesar 84 persen, yaitu 3.709.670 anak.

Kemudian pada 2021 imunisasi ditargetkan mencapai 93 persen dari 4.148.867 anak, yakni 3.858.446 anak. Namun cakupan yang dicapai pada 2021 sebesar 84,2 persen, yaitu 3.493.346 anak. Ada sekitar 1,7 juta bayi yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021.
 
Menurut UNICEF Indonesia, sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
 
Pada tahun 2022 ini, jumlah anak yang diimunisasi ditargetkan mencapai 4.154.758 anak. Karena itu Kemendikbudristek mendukung peningkatan capaian imunisasi nasional, salah satunya dengan menggelar kegiatan “Semarak Sehat Imunisasi, Sehat Anak Negeri”.

Baca juga: Pemprov Aceh lakukan vaksinasi massal cegah penyebaran polio
 
-
 
 
 
 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022