Jakarta (ANTARA News) - Inflasi pada April 2006 sebesar 0,05 persen, sehingga laju inflasi tahun kalender Januari-April 2006 sebesar 2,03 persen dan laju inflasi ("year on year") April 2006 terhadap April 2005 sebesar 15,40 persen. Laju inflasi pada periode sama tahun kalender 2004 dan 2005 masing-masing 1,89 persen dan 3,54 persen, kata kata Kepala BPS Choiril Maksum, di Jakarta, Senin. Menurut dia, Inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin sebesar 1,99 persen dan inflasi terendah di Ternate 0,13 persen, sedangkan deflasi terbesar di Gorontalo 1,71 persen dan deflasi terkecil di Balikpapan 0,05 persen. Ia mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok-kelompok barang dan jasa yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,43 persen Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,42 persen, kelompok sandang 0,70 persen, kelompok kesehatan 0,58 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,85 persen. Sementara itu, inflasi komponen inti pada Bulan April 2006 sebesar 0,32 persen. Laju inflasi komponen tahun kalender Januari-April 2006 sebesar 1,96 persen, sedangkan laju inflasi (year on year) April 2006 terhadap April 2005 sebesar 9,43 persen. Choiril mengatakan bahwa menguatnya nilai rupiah tidak terlalu besar mempengaruhi kecilnya inflasi saat ini karena penguatan rupiah baru terjadi belakangan. Ia mengatakan rendahnya inflasi April justru banyak dipengaruhi oleh harga-harga barang-barang di dalam negeri dan bukannya dari impor. Aksi unjuk rasa buruh pada beberapa waktu lalu saat menolak revisi Undang-Undnag Ketenagakerjaan juga tidak mempengaruhi inflasi. Choiril mengatakan inflasi April 2006 adalah yang terendah sejak tiga tahun terakhir, hal itu karena saat ini mulai panen raya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006