Solo (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bintang Reformasi (PBR) Mahendradatta menyatakan mengundurkan diri dari anggota dan kepengurusan partai tersebut. "Sebagai simbolnya jaket PBR yang saya pakai ini, saya serahkan kepada Saparudin Nasution selaku Korwil PBR Surakarta untuk menyerahkan ke DPP PBR," kata Mahendradatta disaksikan wartawan di Solo, Selasa. Surat itu, kata dia, pada Selasa (2/5) dikirim ke DPP PBR. "Jadi mulai tanggal 2 Mei 2006 saya sudah bebas, tidak terikat oleh PBR dan juga tidak ikut partai apa saja", katanya. Ia mengatakan, rencana mengundurkan diri sebenarnya sudah lama karena tidak ada kecocokan, dan puncaknya pada Muktamar Islah PBR, 22-25 April 2006 di Bali. Suasana di dalam tubuh PBR makin tidak cocok dengan gerak langkah dirinya. Masalahnya, kata dia, perubahan-perubahan sikap sangatlah mudah terjadi, terutama tercermin saat muktamar di mana suatu pilihan nurani dengan mudah berbelok hanya karena faktor yang tidak jelas. Muktamirin PBR, menurut dia, telah memilih gaya kepemimpinan yang akan membawa PBR ke depan, dan gaya kepemimpinan tersebut tidak cocok dengan dirinya. "Ya daripada nanti saya masuk dalam kepengurusan PBR menjadi duri, lebih baik saya mundur saja karena sudah tidak cocok dengan hati saya," katanya. Mahendradatta tercatat sebagai anggota PBR Mei 2003. Dia dipercaya sebagai Ketua DPP PBR bidang hukum. Pada saat itu, kata dia, PBR mampu turut memperjuangkan kepentingan perjuangan umat Islam yang semakin hari semakin tertindas dan dipojokkan dengan berbagai macam isu yang mengarah pembentukan islamophobia (rasa ketakutan yang tidak beralasan terhadap ajaran Islam).(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006