Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat infrastruktur akuisisi data untuk mengembangkan riset dan ilmu pengetahuan dalam mewujudkan ekonomi biru, salah satunya dengan mengelola armada kapal riset untuk mendapatkan data langsung dari laut.

"Kami juga memiliki armada pesawat observasi, pesawat konvensional dan akan dilengkapi pesawat tak berawak karena sangat penting untuk mendapatkan data dari angkasa," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Handoko menuturkan Indonesia perlu menguasai teknologi canggih dalam menganalisis data menggunakan algoritma, menggunakan teknologi super komputer, dan memproses data, baik menggunakan metode konvensional atau kecerdasan buatan (AI) yang bersumber dari big data.

Untuk itu, BRIN mendorong adanya basis data baru serta ekonomi berbasis pengetahuan bagi startup untuk memanfaatkan data-data tersebut.

Baca juga: BRIN sebut pengembangan ekonomi hijau masih bersifat proyek

Baca juga: Space20 perkuat penggunaan teknologi antariksa bagi ekonomi hijau-biru


"Kita memberikan data kepada startup untuk membuat aplikasi, khususnya untuk hilirisasi aplikasi untuk perikanan tangkap, mitigasi bencana, perkebunan dan pertanian, sampah laut, cuaca dan iklim, pemetaan, perencanaan wilayah, pajak karbon dan perdagangan," kata Handoko.

BRIN juga telah memiliki lima stasiun darat untuk mengunduh data dan mengontrol satelit, baik satelit komunikasi maupun satelit pengindraan jauh.

Selain itu, BRIN sedang membangun stasiun observasi matahari dan ruang angkasa di Kupang, Nusa Tenggara Timur yang dapat memudahkan kegiatan pemantauan dan pengumpulan data serta riset dan pengembangan.

Mulai 2023, BRIN mengerahkan stasiun lapangan multiguna tanpa awak di seluruh negeri baik di hutan, perkebunan, sungai, danau, dan juga perairan laut.

Stasiun lapangan akan dilengkapi dengan multi sensor untuk iklim, keanekaragaman hayati, observasi berupa kamera, suara, rekaman, dan sistem monitor radioaktif.

BRIN juga mempercepat program pembuatan 19 konstelasi satelit pengindraan jauh yang terdiri dari empat sensor optik, empat lainnya dengan radar bukaan sintetis dan sisanya adalah satelit Internet of Things. Upaya tersebut bertujuan untuk mendapatkan data berkualitas tinggi secara berkelanjutan dengan total cost benefit terbaik.

Baca juga: BRIN: Ekonomi hijau atasi tantangan sosial dan demografi

Baca juga: Untuk ekonomi hijau dan biru di G20, BRIN dorong pemanfaatan kehati

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022