Jakarta (ANTARA News) - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat (AD) akan membeli sejumlah material khusus intelijen guna mendukung salah satu tugas pasukan baret merah itu dalam penanggulangan teror, kata Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Syaiful Rizal. "Saat ini material khusus intelijen yang dimiliki Kopassus hanya pada tingkat kesiapan rata-rata 50 persen," ujarnya kepada ANTARA News, seusai penyematan Brevet Kehormatan Kopassus kepada Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, di Jakarta, Rabu. Tingkat kesiapan yang hanya 50 persen itu, lanjut dia, tidak sebanding dengan tingkat ancaman yang dihadapi, terutama ancaman terorisme. "Untuk itu, pada tahun anggaran mendatang saya akan mengajukan sejumlah material khusus intelijen, sebagai salah satu yang mendesak untuk diadakan," ujarnya. Namun, ia tak bersedia menyebutkan jenis material khusus itu. Syaiful menambahkan, kemungkinan besar material khusus intelijen itu akan didatangkan dari negara-negara barat, salah satunya Amerika Serikat (AS). Sebagai komando pasukan khusus tertua, Kopassus memiliki Satuan-81 Penanggulangan Teror (Gultor), yang akan bekerja berdasar instruksi Panglima TNI. "Dalam penanggulangan teror, Kopassus khususnya Sat-81 Gultor senantiasa bekerjasama dengan komponen aparat lainnya, seperti Detasemen 88 Polri, khususnya dalam bentuk pertukaran informasi intelijen," tuturnya. Syaiful menegaskan, pihaknya siap mendukung upaya melawan terorisme dengan pihak lain, termasuk pihak kepolisian. Selain material khusus intelijen, peralatan yang mendesk untuk diadakan adalah alat komunikasi, alat deteksi malam (Night Vision Goggle/NVG), dan sejumlah senjata untuk para komando serta satuan penanggulangan teror, demikian Syaiful Rizal. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006