Jakarta (ANTARA) - Selama musim dingin, kota Laut Merah Eilat yang berada di ujung selatan Israel masih menikmati cuaca hangat dan cerah serta pemandangan laut yang indah.

Tiga lumba-lumba cantik sesekali melompat ke permukaan laut yang berkilauan, kemudian perlahan-lahan mendekati orang yang dikenalnya untuk memberikan ciuman lembut sebelum berenang menjauh.

Tidak ada acara memberi makan, domestikasi, maupun pertunjukan. Di Dolphin Reef, area perairan terbuka di Eilat, orang-orang dapat mendekati lumba-lumba dalam jarak yang aman dengan intervensi manusia yang sangat minim.
 
   


Dalam sebuah kunjungan, Xinhua bertemu dengan banyak wisatawan dari berbagai negara, yang berdiri di atas sebuah platform di atas pantai untuk mengamati lumba-lumba, atau memakai peralatan snorkeling untuk berenang bebas dan menikmati laut bersama lumba-lumba.   

Ketiga lumba-lumba tersebut, yang bernama Nana, Luna, dan Nikita, semuanya lahir di perairan terdekat dan hidup di area itu, tutur staf Dolphin Reef Advat Gal kepada Xinhua.

Induk mereka berasal dari Laut Hitam dan dibawa ke sana untuk penelitian ilmiah pada awal 1990-an, dan sejak saat itu berkembang biak di Laut Merah, tambah Gal.

 
   


Staf tidak mengintervensi dengan kegiatan memberi makan maupun domestikasi, tetapi hanya mengamati aktivitas sehari-hari ketiga lumba-lumba tersebut atau berinteraksi dengan mereka di laut, memberikan bantuan ketika mereka terluka atau sakit, kata Gal menekankan.

"Ide dari Dolphin Reef adalah membiarkan mereka hidup bebas dan melakukan apa pun yang mereka inginkan dengan intervensi seminimal mungkin," lanjutnya.

Ketiga lumba-lumba itu menjadikan area tersebut sebagai rumah mereka, bahkan setelah induk mereka mati. Selama beberapa tahun terakhir, mereka juga menjalin hubungan yang kuat dan erat dengan manusia, menurut Gal.
 
   Staf tidak mengintervensi dengan kegiatan memberi makan maupun domestikasi, tetapi hanya mengamati aktivitas sehari-hari ketiga lumba-lumba tersebut atau berinteraksi dengan mereka di laut, memberikan bantuan ketika mereka terluka atau sakit. 


Seiring berjalannya waktu, Gal dan kawan-kawannya menjalin "hubungan yang kuat" dengan ketiga lumba-lumba, yang sering pergi ke perairan dalam tetapi akan tetap kembali karena ikatan antara mamalia laut itu dengan manusia, ungkap Gal. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2022