New York (ANTARA) - Pakar kesehatan global Huang Yanzhong mengatakan China dan Amerika Serikat (AS) dapat memulai kembali dialog dan kerja sama bilateral di bidang kesehatan, sehingga dapat memberikan kontribusi besar terhadap keamanan kesehatan global

China memberikan kontribusi besar dalam memperkecil apartheid vaccine, distribusi vaksin tidak adil pada orang-orang yang secara historis tersubordinasi, dengan memasok vaksin COVID-19 ke banyak negara, kata Huang seperti dikutip Xinhua di New York, Rabu (14/12).

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia pada November lalu, para pemimpin China dan AS mencapai kesepahaman terkait dialog dan kerja sama di bidang kesehatan masyarakat, pertanian, dan ketahanan pangan.

Kedua negara itu juga sepakat untuk memanfaatkan kelompok kerja gabungan China dan AS untuk membantu penyelesaian lebih banyak isu.

Namun demikian, menurut Huang, sejumlah faktor politik dan ideologis hingga saat ini masih menjadi tantangan cukup besar bagi kerja sama global di bidang kesehatan masyarakat.

Oleh karena itu, secara spesifik harus ada upaya yang dilakukan untuk mencegah pengaruh faktor semacam itu terhadap respons pandemi, kata Direktur Pusat Studi Kesehatan Global di Seton Hall University itu.

Huang mengaku tidak terlalu optimistis bahwa pandemi berikutnya dapat ditangani secara efektif, mengingat ada tantangan bagi kerja sama global dari segi politik dan ideologi, serta kurangnya dana untuk peningkatan kapasitas di sektor kesehatan masyarakat.

Negara-negara berkembang dan berpenghasilan rendah tidak memiliki sumber daya memadai serta tidak ada ekspektasi tinggi untuk bantuan luar negeri, tambah Huang.

"Masalah dan tantangan lama akan terus mengganggu masyarakat internasional secara keseluruhan," kata senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri berbasis di New York itu.

Namun, Huang mengatakan terdapat sejumlah area untuk kerja sama, seperti pencegahan peristiwa luapan zoonosis, regulasi perdagangan hewan liar, kegiatan berbagi sampel patogen, pelacakan galur virus, serta pengembangan dan kegiatan berbagi vaksin.
 
   



 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022