Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengumpulkan 148 kepala daerah yang terpilih melalui partai tersebut, ditambah 143 Ketua DPRD, untuk audiensi mencari model pemerintahan dan pembangunan lokal yang terbilang sukses oleh PDI Perjuangan di Surabaya 6-7 Mei. "Apa yang dimaksud sukses, platform piagam perjuangan milik PDI Perjuangan telah memberikan amanat jelas, yakni harus berpihak pada wong cilik. Jadi, ukuran sukses bagi kader PDI Perjuangan adalah keberhasilan mengelola pemerintahan dan pembangunan yang berpihak pada kepentingan umum, terutama rakyat kecil," kata Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Ir Sutjipto di Surabaya, Kamis. Dia menjelaskan, pada era otonomi daerah saat ini, kreativitas dan improvisasi merupakan syarat mutlak bagi kepala daerah untuk menghasilkan pengelolaan pemerintahan dan pembangunan yang pro-rakyat. Sementara itu Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah yang diketuai Sutjipto telah mencatat sejumlah bupati dan walikota yang dinilai sukses. Selain kreativitas, model pembangunan PDI Perjuangan juga ditopang oleh pondasi yang kokoh, yakni dijalankannya konsep tiga pilar kerjasama erat eksekutif-legislatif-partai politik. "Tiga pilar itu menjadi konsep sekaligus kekuatan spesifik PDI Perjuangan di berbagai daerah. Ini yang membuat pengambilan kebijakan publik menjadi lebih mudah, dan di pihak lain penyerapan aspirasi rakyat dapat dijalankan maksimal," ujar Sutjipto. Sementara itu Ketua Panitia Lokal, Bambang DH, mengatakan, di forum itu kisah sukses para kepala daerah diharapkan dapat menjadi inspirasi satu sama lain untuk berpacu memajukan daerahnya masing-masing. Kepala daerah yang dinilai sukses itu, di antaranya Bupati Bantul Idham Wisesa yang berhasil melahirkan terobosan kebijakan untuk mengintervensi pasar, sehingga tercipta stabilitas harga komoditas pertanian yang amat menguntungkan petani. Dia juga berhasil menekan angka pengangguran, memberantas renternir di kalangan para bakul pasar, dan mengatasi anak-anak putus sekolah. Juga kisah sukses Bupati Purbalingga Triyono Budi Sasongko yang berhasil menekan angka pengangguran dengan program Proyek Padat Karya Pangan, yakni program padat karya yang menyerap para penganggur, dimana mereka diupah 2,5 kilogram beras untuk empat jam kerja. Kebijakan ini telah menimbulkan efek berantai lain, yakni terbelinya beras petani dengan harga menguntungkan serta terserapnya bahan-bahan material lokal untuk proyek padat karya. Di Surabaya, Walikota Bambang DH dinilai berhasil menerapkan e-procurement atau lelang proyek secara terbuka melalui internet, yang ide awalnya memang untuk mengikis penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme antara birokrasi dan pengusaha rekanan. Dari Jembrana, Bali Bupati Wisesa telah berhasil menjalankan kebijakan yang sangat populis, yakni menggratiskan pendidikan dan kesehatan yang menguntungkan warga miskin.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006