Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti menyebut nilai keekonomian debitur pembiayaan Ultra Mikro (UMi) dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) tumbuh 5,6 persen di tengah pandemi pada 2021.

“Kenaikan indeks tersebut dipengaruhi oleh pendampingan dan penyaluran pembiayaan UMi dari PIP dan seluruh pemangku kepentingan yang masih terus berjalan,” katanya dalam Festival UMi 2022 yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Pembiayaan UMi dari PIP menurutnya juga meningkatkan inklusi keuangan masyarakat, memperluas pemahaman terkait keuangan syariah, dan selaras dengan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan yakni pengarusutamaan kesetaraan gender.

Pasalnya sebanyak 95 persen dari total debitur pembiayaan UMi yang berjumlah sekitar 6,9 juta merupakan perempuan.

Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Ririn Kadariyah mengatakan pada 2022, selain melanjutkan penyaluran pembiayaan UMi, PIP juga melaksanakan program lain, seperti peningkatan efektivitas dari pendampingan yang dilakukan dengan menerbitkan modul pendampingan sebagai acuan serta membuat pendampingan berbasis komunitas.

Komunitas petani dipilih sebagai sasaran program pendampingan berbasis komoditas karena sektor ini menopang ketahanan pangan nasional dan dapat membantu melestarikan lingkungan.

PIP juga meningkatkan dan membenahi proses penyaluran pembiayaan UMi kepada ekosistem UMKM di sektor pertanian dan budidaya perikanan bekerjasama dengan perusahaan rintisan berbasis teknologi atau start up.

PIP bekerja sama dengan start up yang memberi layanan end to end mulai dari pendataan profil, pemilihan petani potensial, pendampingan petani di sisi on farm, penyediaan alat dan sarana produksi pertanian, penyediaan akses pembiayaan, hingga pembelian hasil panen petani dengan harga yang menguntungkan petani.

“Digagasnya inovasi layanan ini tidak lepas dari potret bahwa berdasarkan Susenas 2021 terdapat lebih dari 17 juta petani yang belum bisa mengakses pembiayaan, salah satunya karena sektor pertanian berisiko tinggi sehingga kurang dilirik lembaga pembiayaan,” katanya.

Baca juga: BRI: Holding Ultra Mikro targetkan pelaku usaha bebas dari rentenir

Baca juga: Menkeu: Presiden minta target KUR naik jadi Rp320 triliun pada 2024


Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022