Tokyo (ANTARA) - Dolar AS bertahan tepat di bawah tertinggi sebulan terhadap yen di awal sesi Asia pada Jumat pagi, dan mempertahankan kenaikan semalam versus mata uang lainnya di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pengetatan moneter yang berkelanjutan di bank-bank sentral terbesar dunia dapat memicu resesi.

Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde mengatakan setelah dewan kebijakan menaikkan suku bunga lagi 50 basis poin semalam bahwa "ini tidak cukup," dan bahwa bank harus "melanjutkan pertempuran melawan inflasi dengan kecepatan tetap."

Sehari sebelumnya, Federal Reserve AS juga memperketat kebijakan, dengan Ketua Jerome Powell menambahkan pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga akan naik lebih tinggi dan tetap tinggi lebih lama.

"Ini telah menjadi malam yang besar di pasar, dengan reaksi risk-off moderat terhadap Fed pada Rabu (14/12/2022) dari apa yang dilihat sebagai rangkaian hasil yang sedikit lebih hawkish dari yang diperkirakan, sangat diperburuk oleh pesan dari pertemuan ECB," Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank, menulis dalam sebuah catatan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap euro, yen dan empat mata uang utama lainnya, turun tipis 0,06 persen menjadi 104,45 pada awal perdagangan Asia, tetapi setelah lonjakan 0,85 persen semalam, yang terbesar sejak akhir September.

Ini merupakan minggu yang bergejolak bagi greenback, yang pada akhirnya berada di jalur penurunan 0,47 persen.

Dolar naik setinggi 138,18 yen pada Kamis (15/12/2022) untuk pertama kalinya sejak 30 November, mengakhiri hari itu dengan kenaikan 1,68 persen. Pada Jumat pagi, turun kembali 0,18 persen menjadi 137,51 yen.

Euro bertambah 0,08 persen menjadi 1,0637 dolar, rebound sedikit dari penurunan 0,49 persen pada Kamis (15/12/2022).

Sterling, yang juga merupakan bagian dari indeks dolar, menguat 0,11 persen menjadi 1,21945 dolar, menyusul penurunan 1,99 persen pada hari sebelumnya.

Bank sentral Inggris (BoE) juga menaikkan suku bunga utamanya 50 basis poin pada Kamis (15/12/2022) dan mengindikasikan lebih banyak kemungkinan kenaikan. Namun, investor bertaruh bahwa BoE mungkin mendekati akhir kenaikan biaya pinjamannya.

Mata uang Antipodean yang peka terhadap risiko, stabil pada Jumat pagi setelah penurunan besar pada hari sebelumnya.

Dolar Australia diperdagangkan 0,13 persen lebih tinggi pada 0,67085 dolar AS, pulih setelah penurunan 2,38 persen semalam yang membuatnya menyentuh 0,6677 dolar AS untuk pertama kalinya sejak 7 Desember.

Dolar Selandia Baru meningkat 0,19 persen menjadi 0,6353 dolar AS setelah jatuh 1,84 persen pada Kamis (15/12/2022), ketika merosot ke 0,6321 dolar AS, juga yang pertama sejak 7 Desember.


Baca juga: Dolar AS menguat setelah pengumuman kebijakan Fed
Baca juga: Dolar menguat di Asia, Fed isyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut
Baca juga: Harga emas anjlok 30,90 dolar imbas ketakutan sikap Fed yang "hawkish"

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022