Bentuk keseriusan pembangunan jembatan itu disampaikan Gubernur Kepri saat pembahasan poin-poin kesepakatan pembangunan jembatan Batam-Bintan di ruang rapat kantor Kementerian PUPR, Direktorat Jenderal Bina Marga di Jakarta pada Kamis (15/12) 2022.
"Selesai pembahasan ini, saya menunggu undangan lagi untuk tandatangan nota kesepahaman. Karena ini yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Kepri saat ini. Kami senang karena pemerintah pusat juga ternyata sangat 'concern' dan serius untuk segera mewujudkan proyek ini,” katanya dalam taklimat media yang diterima ANTARA di Batam, Jumat (16/12).
Menurutnya, rencana pembangunan megaproyek jembatan Batam-Bintan ini memang harus terjadi, karena diyakini mampu menjadi mesin penggerak perekonomian Kepri dan bahkan strategis untuk mendongkrak perekonomian nasional.
Dengan adanya angin segar ini, kata Ansar Ahmad, pihaknya segera menyelesaikan permasalahan yang belum selesai seperti pembebasan lahan yang akan digunakan menjadi tapak jembatan.
President and Chief Administration Officer AIIB, Luky Eko Wuryanto mengatakan pembangunan jembatan Batam-Bintan adalah kegiatan yang dianggap penting karena diyakini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah pandemi COVID-19.
"Ini kegiatan yang kami anggap sangat penting karena ini menyangkut pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Semoga bisa menghasilkan sesuatu yg nyata di tahun depan. Kami harap juga agar apa-apa yang jadi persyaratan bisa dilaksanakan dengan lancar," katanya.
Baca juga: Pemerintah siapkan kajian pembangunan Jembatan Babin Kepulauan Riau
Baca juga: Komisi V DPR RI dukung pembangunan Jembatan Batam-Bintan
Baca juga: BPJN perkirakan pembangunan jembatan Batam-Bintan Rp9 triliun
Baca juga: Investor luar negeri sudah lama tertarik bangun jembatan Batam-Bintan
Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Andi Jauhary
COPYRIGHT © ANTARA 2022