Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan untuk kali pertama selama pandemi COVID-19, masyarakat Indonesia memulai aktivitas libur Natal dan Tahun Baru dengan jumlah kasus yang relatif rendah.

"Tahun ini libur Natal dan Tahun Baru ketiga saat pandemi. Tahun pertama kasus naik, tahun kedua sedikit berkurang, dan tahun ketiga ini, seharusnya dengan modal pengalaman kasus rendah, mari jangan (situasi pandemi) diperberat," kata Wiku Adisasmito dalam Dialog FMB9 bertajuk kesiapan Natal dan Tahun Baru, yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Senin.

Kasus harian COVID-19 per 18 Desember 2022 di Indonesia mencapai 860 kasus konfirmasi dengan positivity rate di bawah 10 persen. Jumlah itu kali pertama di bawah 1.000 kasus dalam dua bulan terakhir, sekaligus terendah dalam kurun lima bulan terakhir.

Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah kasus COVID-19 di Indonesia mengalami tren peningkatan sejak awal hingga pertengahan November 2022, dengan jumlah kasus harian rata-rata di atas 8.000 pasien.

Baca juga: Kemenkes minta jangan remehkan COVID-19 meski kini kematian rendah

Baca juga: Satgas: Masyarakat pegang kendali COVID-19 saat Natal dan tahun baru


"Kalau kita lihat, harus bisa dibandingkan antarwaktu di 2020--2021. Saat itu kasusnya memang tinggi, cakupan vaksinasi belum tinggi, sehingga kasusnya tinggi," katanya.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian telah memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk mengendalikan penularan COVID-19.

Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2022 mengenai perpanjangan PPKM di wilayah Jawa dan Bali dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 51 Tahun 2022 tentang perpanjangan PPKM di luar Jawa dan Bali diberlakukan dari 6 Desember 2022 sampai 9 Januari 2023.

Kedua instruksi menteri dalam negeri tersebut dikeluarkan guna mengantisipasi potensi peningkatan penularan COVID-19 akibat peningkatan mobilitas warga semasa libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Menurut instruksi menteri dalam negeri, seluruh kabupaten dan kota di Indonesia menerapkan PPKM level 1. "PPKM level 1 di seluruh Indonesia, mari kita jaga. Kalau berhasil, berarti masyarakat Indonesia hebat," katanya.

Menurut Wiku, cakupan vaksinasi COVID-19 saat ini sudah relatif tinggi, tapi untuk booster atau dosis penguat, tetap perlu ditingkatkan.

Dilansir dari laman Dashboard Vaksinasi Kementerian Kesehatan per hari ini, jumlah dosis tiga yang telah disuntikan kepada lebih dari 234,66 juta masyarakat sasaran mencapai 67.973.797 dosis (28,97 persen), dosis dua 174.600.608 dosis (74,40 persen), dan dosis satu sebanyak 203.912.846 dosis (86,89 persen).

"Dari vaksinasi, cakupan sudah relatif tinggi, namun untuk booster tetap perlu ditingkatkan untuk masyarakat yang belum. Dengan booster atau memastikan bahwa imunitas kita tinggi, akan menjaga kemungkinan tertular selama masa aktivitas Natal dan Tahun Baru," katanya.

Baca juga: Menkes yakin tidak akan ada lonjakan kasus COVID-19 saat libur Natal

Baca juga: Pakar ingatkan RI untuk tak remehkan XBB akibat kematian yang rendah



 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022