Tokyo (ANTARA News) - Untuk keduakalinya secara beruntun tim Indonesia gagal maju ke final Piala Thomas setelah kalah langsung 3-0 dari juara bertahan Cina dalam pertandingan semifinal yang digelar di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Jepang, Jumat. Pada penyelenggaraan dua tahun lalu di Jakarta, tim Indonesia juga hanya jadi penonton final antara Cina yang kemudian menjadi juara dengan tim Denmark. Kekalahan pertama diderita ujung tombak tim Indonesia Taufik Hidayat yang tidak mampu membendung gempuran peringkat satu dunia Lin Dan. Taufik yang unggul lebih dulu 2-0 dikejar oleh Lin Dan pada set pertama, ketika pengembalian yang dilakukannya gagal tiga kali berturut-turut kedudukan berbalik dengan Lin Dan memimpin 6-3. Setelah Lin Dan memimpin 7-3, pertandingan berjalan imbang dengan kedua pemain berhasil menyamakan angka beberapa kali pada kedudukan 7-7, 9-9, 11-11, dan 12-12 sebelum akhirnya pemain nomor satu dunia Lin Dan melaju untuk merebut set pertama 21-16. Set kedua Taufik yang kembali merebut angka pertama akhirnya lagi-lagi tertinggal setelah beberapa kali membuat kesalahan sendiri hingga Lin Dan memimpin 9-3. Setelah itu pemain Cina yang baru sekali menang dari Taufik itu tidak terkejar lagi hingga menutup pertandingan saat pengembalian Taufik menyangkut di net dengan angka 21-8, sekaligus membawa tim Cina unggul 1-0 atas Indonesia. "Ampun...," ujar Taufik seusai pertandingan saat ditanya mengenai kemenangan Lin Dan, "Kondisi saya memang sudah tidak memenuhi syarat dan dia lebih bagus dari saya," tambahnya. Saat ditanya mengapa ia hampir tidak pernah melakukan smes, juara dunia dan Olimpiade yang belum pulih dari cedera pingangnya itu hanya mengatakan "Tidak bisa". Kekalahan Taufik di semifinal itu membuat ia hanya meraih satu kemenangan dalam turnamen ini saat bertemu pemain Selandia Baru John Moody dalam pertandingan Grup B, selebihnya ia selalu kalah dari lawannya, di antaranya Lee Hyun Il dari KOrea dan pemain tuan rumah Jepang Shoji Sato. Pertandingan ganda pertama Luluk Hadiyanto/Alvent Yulianto yang tampil pada partai kedua melawan Fu Haifeng/Cai Yun berlangsung menegangkan dengan kedudukan kedua pasangan berimbang pada set pertama. Ketegangan memuncak saat kedudukan 21-21 dengan reli panjang diwarnai adu smes di antara kedua pasangan yang sudah tujuh kali bertemu yang menambah angka bagi ganda Indonesia menjadi 22-21. Namun setelah itu, ganda Cina peringkat tiga dunia tersebut merebut tiga angka berikutnya untuk menyudahi set pertama dengan kemenangan 24-22. Pada set kedua, pasangan Indonesia peringkat lima dunia itu sempat memimpin hingga saat turun minum selama dua menit pada kedudukan 11-6. Namun setelah itu pertarungan kembali ketat dan beberapa kali menyamakan angka pada kedudukan 13-13, 14-14, 15-15, dan 16-16. Namun setelah kesalahan yang dibuat Luluk/Alvent menguntungkan pasangan Cina dan menambah angka mereka menjadi 19-16, Fu/Cai seperti tidak terbendung dan menyudahi pertandingan saat servis mereka dibiarkan saja oleh Luluk/Alvent yang membuat mereka menang 21-17. Tunggal kedua Sony Dwi Kuncoro gagal memperbaiki kedudukan tim yang sudah tertinggal 2-0 saat menyerah dua set langsung pada pemain peringkat tujuh dunia Bao Chunlai 17-21, 22-24. Kalah 17-21 pada set pertama, Sony yang setelah cedera harus istirahat panjang sehingga peringkatnya melorot hingga sekarang di urutan 20 dunia tampaknya akan merebut set kedua ketika unggul 19-15. Tetapi seperti yang dikatakannya, dengan sabar Bao Chunlai memanfaatkan kondisi Sony yang terburu-buru ingin menyudahi permainan dengan satu-persatu mencuri angka sehingga menyamakan kedudukan menjadi 19-19, 20-20, 21-21, dan 22-22. Bao yang lebih dulu menambah angka akhirnya keluar sebagai pemenang sekaligus memastikan tim Cina maju ke final. "Sebenarnya saya sudah bermain benar terutama pada set kedua sehingga sempat unggul jauh, tetapi dia juga tampil bagus dan dengan sabar berusaha mengejar," ujar Sony yang mengakui meskipun kalah inilah penampilan terbaiknya selama ini.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006