New York (ANTARA) - Yen jatuh dalam sesi bergejolak pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menghentikan sebagian penguatan yang diperoleh pada hari sebelumnya ketika perubahan kebijakan yang mengejutkan oleh bank sentral Jepang (BoJ) mengangkat mata uang Jepang sebesar 4,0 persen terhadap dolar.

BoJ memutuskan untuk mengubah kebijakan "kontrol kurva imbal hasil" pada Selasa (20/12/2022) bahkan ketika mempertahankan pengaturan kebijakan yang luas tidak berubah. Bank sentral membiarkan imbal hasil 10 tahun bergerak 50 basis poin di kedua sisi target 0 persen, lebih lebar dari kisaran 25 basis poin sebelumnya.

Pada Rabu (21/12/2022), dolar naik 0,4 persen terhadap yen, setelah anjlok 3,8 persen di sesi sebelumnya, penurunan satu hari terbesar terhadap mata uang Jepang dalam 24 tahun.

"Saya pikir langkah kemarin dibenarkan tapi mungkin agak terlalu besar, jadi sedikit kemunduran akan wajar hari ini," kata John Doyle, wakil presiden transaksi dan perdagangan di Monex USA.

Mengingat besarnya pergerakan dolar atas yen pada Selasa (20/12/2022), para pedagang memperkirakan pasangan mata uang ini akan bergejolak, kata Doyle.

Ahli strategi mengaitkan beberapa langkah tersebut dengan likuiditas yang buruk menjelang liburan.

"Pergerakan yen berlebihan. Banyak orang yang kecewa dan dengan likuiditas yang tipis di musim liburan, tidak banyak orang yang ingin segera terlibat," kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Forex di New York.

"Saya pikir dolar telah mencapai puncaknya. Saya tidak berpikir kita akan mencapai 150 (yen) dalam waktu dekat," kata Chandler.

Kisah 2022 telah menjadi kekuatan dolar, yang melonjak ketika Federal Reserve AS menaikkan suku bunga dengan cepat, dan ketika ketegangan geopolitik yang meningkat membuat investor mencari perlindungan dalam mata uang yang kurang berisiko.

BoJ, yang lama disibukkan dengan menghidupkan kembali pertumbuhan harga-harga untuk mencegah risiko deflasi, telah menjadi outlier di antara bank-bank sentral utama tahun ini. Bank sentral Jepang telah mempertahankan suku bunga negatif sementara bank sentral lainnya telah menaikkannya dengan keras untuk menjinakkan inflasi dan meningkatkan mata uang domestik terhadap dolar AS.

Sterling tergelincir terhadap dolar dan euro pada Rabu (21/12/2022) karena pinjaman publik Inggris mencapai sebuah rekor pada November, menggarisbawahi tantangan bagi perekonomian Inggris. Pound Inggris turun 0,8 persen menjadi 1,2091 dolar.

Dolar Kanada sedikit berubah hari ini di sekitar 1,3595 terhadap greenback, karena investor masih ragu-ragu apakah bank sentral Kanada akan memperketat lebih lanjut kebijakannya bulan depan setelah data inflasi bervariasi untuk November.

Sementara itu, bitcoin turun 0,6 persen menjadi 16.791 dolar AS karena mata uang kripto berjuang untuk pulih dari kerugian tajam yang diakibatkan oleh runtuhnya bursa kripto terkemuka FTX.


Baca juga: Yen melemah di awal sesi Asia, pedagang cerna perubahan kebijakan BoJ
Baca juga: Yen melonjak setelah perubahan kebijakan BoJ yang mengejutkan
Baca juga: Dolar naik karena tekanan inflasi berlanjut. pertemuan Fed dalam fokus

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022