Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh menggelar zikir dan doa bersama dalam rangka memperingati 18 tahun bencana alam gempa bumi dan tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam.

“Kita hadir di sini bersama-sama untuk memberikan doa, semoga arwah para syuhada kita dapat diterima di sisi Allah SWT, dan mudah-mudahan kita yang berdoa pun akan mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah SWT,” kata Pj Wali Kota Banda Aceh Bakri Siddiq, di Banda Aceh, Jumat.

Bakri mengatakan peringatan tersebut bukan untuk membuka kembali kenangan sedih musibah gempa dan tsunami Aceh lalu. Tetapi menyadarkan seluruh masyarakat Aceh bahwa betapa kecil dan tidak berdayanya manusia di hadapan Allah SWT.

Kemudian, masyarakat harus menjadikan setiap musibah atau bencana tersebut sebagai introspeksi diri dalam meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Baca juga: Pakar: Pengetahuan mitigasi bencana tsunami di Aceh masih minim

Baca juga: 18 film karya sineas Aceh diputar peringati peristiwa tsunami


“Zikir, doa dan Shalawat yang kita lantunkan bersama ini merupakan bukti ketaatan kita kepada Allah SWT dan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW,” ujarnya.

Kegiatan zikir dan doa bersama itu juga merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah Banda Aceh dalam penguatan syiar islam.

Dalam kesempatan ini, Bakri juga mengajak masyarakat Banda Aceh senantiasa memakmurkan masjid dan selalu melaksanakan shalat berjamaah, takzim kepada ulama dan guru serta menghormati orang tua.

"Banda Aceh adalah etalasenya Aceh. Insya Allah implementasi syariat Islam di Kota Banda Aceh dapat menjadi role model di Aceh, bahkan di Indonesia," demikian Bakri Siddiq.*

Baca juga: "Smong nafi-nafi" masyarakat Simeulue jadi warisan budaya tak benda

Baca juga: ANRI: 18 tahun tsunami Aceh telah menjadi warisan dokumenter

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
COPYRIGHT © ANTARA 2022