Marabahan (ANTARA News) - Banjir di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, kian meluas dan hampir menggenangi seluruh desa di kecamatan yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito itu. Camat Kuripan, Suparman, di Marabahan ibukota Batola, 45 km dari Banjarmasin hari Senin menyatakan, luapan Sungai Barito itu kini menggenangi hampir seribu rumah, tepatnya 990 dari 1.300 rumah penduduk di Kecamatan Kuripan. Pihak Kecamatan telah melaporkan kondisi banjir di wilayahnya kepada Bupati setempat, Eddy Sukarma dan juga menerima bantuan darurat dari pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel. "Saya telah menerima laporan dari seluruh Kades se-Kecamatan Kuripan dan dari hasil pendataan ternyata jumlah rumah penduduk yang terendam banjir hingga pukul 07.00 pagi tadi sebanyak 990 buah rumah," katanya. Menurut Camat Suparman, dari 990 buah rumah penduduk di Kecamatan Kuripan yang terendam banjir itu, sebanyak 302 buah rumah berada di Desa Tabatan Baru yang merupakan salah satu desa yang terparah terkena musibah ini. "Kami khawatir kondisi air akan semakin meninggi sehingga menyebabkan seluruh rumah penduduk di Kecamatan Kuripan akan terendam banjir, mengingat Minggu (7/5) pagi telah turun hujan deras ditambah pasang air laut semakin tinggi," katanya. Melihat rumah yang terendam air yang dilaporkan Kades, kata Parman (panggilan akrabnya), menyebabkan perekonomian warga Kuripan saat ini lumpuh, karena warga tidak bisa melakukan aktifitasnya sehari-hari, karena jalan-jalan juga terendam banjir mencapai 80 cm. Dia mengungkapkan, ketinggian air dalam rumah penduduk di desa yang terparah terkena bencana banjir kali ini seperti Desa Tabatan Baru, Tabatan dan Jerenang sudah mencapai 50 cm, sedangkan di rumah penduduk lainnya mencapai 20 cm. Kecamatan Kuripan merupakan salah satu kecamatan tertinggal di Kabupaten Barito Kuala dan sarana transportasi yang bisa digunakan untuk menuju lokasi banjir itu hanya melalui Sungai Barito, bisa menggunakan klotok (perahu bermesin) dan speedboad. Apabila menggunakan klotok jarak tempuh sekitar dua jam dari Marabahan, ibukota Kabupaten Batola, sedangkan menggunakan speedboat bisa ditempuh dalam satu jam, sementara jalan darat belum tembus ke kecamatan yang menjadi langganan banjir setiap tahun itu. Meskipun air sudah masuk ke dalam rumah warga bervariasi, namun sampai saat ini ribuan warga Kuripan masih bertahan di rumahnya masing-masing dan warga membuat panggung-panggung sebagai tempat untuk tidur dan makan keluarga. Ditanya apakah sudah ada wabah penyakit yang menimpa korban banjir, dia mengakui, sampai saat ini belum ada laporan penyakit yang melanda warga korban banjir dan dalam waktu dekat tim dokter akan melakukan pengobatan massal kepada warga Kuripan. Dia mengatakan, korban banjir yang sudah sekitar 10 hari itu saat ini sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah dan warga lainnya, mengingat saat ini korban banjir tidak bisa berusaha mencari nafkah. Sementara itu, bantuan yang sudah diterima dari Pemerintah kabupaten (Pemkab) Batola berupa beras, ikan asin dan mie instant. Hari ini, rencananya Pemprov Kalsel menyerahkan bantuan berupa beras sebanyak dua ton, sementara Jumat (5/5), Dinas Kesejahteraan Sosial (Diskesos) Kalsel telah membantu korban banjir berupa minyak dan mie instant sebanyak 100 dos.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006