Jakarta (ANTARA News) - Menko Perekonomian Boediono mengatakan, penambahan utang luar negeri yang dilakukan pemerintah akan memperhatikan indikator debt ratio yang dalam tahun 2009 harus mencapai 31 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Saya kira penambahan utang itu akan sesuai dengan kebutuhan kita. Kalau memang diperlukan tambahan utang luar negeri untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, ya akan kita lakukan dalam batas itu," kata Boediono di Gedung Departemen Keuangan, Jakarta, Senin. Menurut dia, pemerintah tetap berpegang pada keinginan agar rasio utang terhadap PDB terus mengalami penurunan dari saat ini sekitar 40 persen menjadi 31 persen pada tahun 2009. "Jadi selama beberapa tahun ke depan memang harus menurun sampai pada tingkat yang kita anggap aman," katanya. Sementara itu Menneg Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengatakan, ada beberapa skenario mengenai utang luar negeri seperti skenario moderat dan skenario utang dengan jumlah besar (tinggi). "Nanti kita lihat mana yang paling menguntungkan. Kalau saya sih enaknya berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) hingga 2009 di mana debt ratio 2009 harus 31 persen sehingga defisit menurun," katanya. Adanya skenario penambahan utang luar negeri dalam jumlah besar, menurut dia, karena adanya permintaan dari kementerian, lembaga, atau daerah yang memerlukan dana lebih banyak untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006