Palu (ANTARA News) - Sekelompok warga kota Poso di Sulawesi Tengah hari Senin terlibat bentrok dengan beberapa anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri, mengakibatkan seorang terluka dan dua sepeda motor terbakar. Korban yang cedera akibat diamuk massa dan kemudian menjalani perawatan di RSU Poso berasal dari kesatuan Densus 88, tetapi namanya masih dirahasiakan, sementara dua sepeda motor yang terbakar milik Polri. Informasi diperoleh ANTARA News dari Poso, Senin, menyebutkan kejadian berawal ketika empat anggota Densus 88 Mabes Polri yang ditugaskan di bekas daerah konflik Poso hendak menangkap seseorang berinisial TB (25) yang baru keluar menunaikan shalat subuh dari Masjid Al-Ikhlas di Kelurahan Lawanga. Ketika hendak ditangkap, TB yang dicurigai terlibat kasus pembunuhan di Poso beberapa warktu lalu berusaha melakukan perlawanan, kemudian berteriak-teriak minta pertolongan kepada warga setempat. Sejumlah jamaah yang baru keluar dari masjid diikuti warga sekitar segera mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), lalu mereka dengan spontanitas menyerbu empat anggota Densus 88 tanpa memperdulikan tembakan peringatan beberapa kali dari petugas. Tiga dari empat anggota Densus 88 ini berhasil menyelamatkan diri dengan lari ke arah sepi, sementara seorang lagi "terkurung" di tengah massa sehingga menjadi bulan-bulanan. Petugas ini berhasil diselamatkan setelah sebuah mobil truk bermuatan sejumlah polisi tiba di TKP dan melarikan yang bersangkutan ke rumah sakit. Dali Bulaga (34), kakak dari TB, mengatakan amuk massa itu terjadi akibat kekesalan warga atas sikap arogan yang ditunjukkan oknum petugas, yakni menangkap seseorang yang baru saja keluar dari masjid menunaikan shalat berjamaah. Selain itu, katanya, saat berusaha menciduk TB, petugas tidak melengkapi diri dengan surat perintah penangkapan. Kepada wartawan di Poso, Kapolres AKBP Drs Rudi Sufahriadi, mengatakan petugas bermaksud menangkap TB karena ada dugaan ia terlibat kasus pembunuhan terhadap istri seorang anggota Kodim Poso tahun 2004. Dugaan itu didasarkan atas hasil pemeriksaan terhadap lima orang, yang dua hari sebelumnya ditangkap di Tolitoli. Kapolres Sufahriadi menyesalkan insiden itu, dan menyatakan seharusnya masyarakat ikut berperan aktif mendukung aparat kepolisian dalam mengusut pelaku kasus-kasus kriminal di bekas daerah konflik Poso. TB sendiri saat berlangsung amuk massa segera melarikan diri, tanpa diketahui ke mana arahnya. Sekalipun terjadi kesalahfahaman antara sekelompok warga dengan petugas, situasi kota Poso seusai kejadian itu sampai kini tetap kondusif dan masih dalam kendali aparat keamanan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006