Nusa Dua (ANTARA News) - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-5 negara-negara berkembang delapan (D-8) yang mulai berlangsung di Nusa Dua, Bali, membicarakan kerjasama enyangkut berbagai bidang, termasuk isu-isu global. "Isu global itu selain bidang kesehatan juga krisis minyak dan energi yang umumnya sama-sama dihadapi anggota D-8," kata Dirjen Multilateral, Mochamad Slamet Hidayat, di Nusa Dua, Bali, Selasa. Ia mengatakan dalam mengatasi krisis bahan bakar minyak (BBM) antarnegara D-8 melakukan kerjasama untuk mencari energi alternatif pengganti BBM, antara lain mengembangkan biodiesel. Selain itu memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan damai, yang mampu memberikan manfaat yang positif bagi kemajuan umat manusia. Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah dalam pertemuan kali ini berharap semua kegiatan dan agenda dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Slamet Hidayat menjelaskan Indonesia memandang forum D-8 itu sangat penting, karena akan melengkapi keikutsertaan dalam berbagai kerjasama regional yang dapat membuka peluang untuk lebih memperluas kerja sama ekonomi dan perdagangan. Selain itu merupakan salah satu wujud komitmen Indonesia terhadap kerjasama Selatan-Selatan, sekaligus dapat mendayagunakan potensi yang dimiliki untuk kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. "Semua negara anggota D-8 mempunyai hubungan dagang di antara mereka sendiri, sehingga membuka peluang lebih besar dalam meningkatkan daya saing dan memperluas pasaran produk-produk D-8," katanya. Slamet Hidayat menambahkan kekuatan kerjasama D-8 terletak pada kenyataan, bahwa beberapa anggota D-8 merupakan anggota kelompok ekonomi sub-regional atau regional di kawasan masing-masing. Selain itu memiliki jalinan hubungan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendanaan internasional, seperti Indonesia dan Malaysia adalah juga anggota ASEAN, G-15, APEC, ASEM, maupun Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation (IOR-ARC). Demikian pula Bangladesh dan Pakistan menjadi anggota SAARC, Iran anggota IOR-ARC, Mesir anggota Arab League. Kedelapan negara anggota yang meliputi Iran, Turki, Bangladesh, Malaysia,, Nigeria, Mesir, Pakistan dan tuan rumah Indonesia adalah anggota GNB dan OKI yang memiliki hubungan dengan Islamic Development Bank (IDB), jelas Slamet Hidayat. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006