Jakarta (ANTARA) - Danau air tawar terbesar keempat di China yang berada di Daerah Otonom Mongolia Dalam, China utara, mencatatkan perluasan wilayah perairan, pemulihan ekologi lahan basah, dan peningkatan keanekaragaman hayatinya, berkat upaya konservasi yang ditingkatkan dalam beberapa tahun.

Cakupan perairan Danau Hulun meluas menjadi 2.244,3 km persegi, meningkat hampir 500 km persegi dari satu dekade lalu, demikian menurut Administrasi Cagar Alam Nasional Danau Hulun di Kota Hulun Buir.

Sementara itu, volume air danau tersebut mencapai 13,97 miliar meter kubik, mendekati rekor tertinggi, kata pihak administrasi.

Ekologi lahan basah dari danau yang dulu menyusut itu secara bertahap pulih dan keanekaragaman hayati di daerah tersebut terus meningkat. Sejak 2016, jumlah spesies burung yang tercatat di kawasan itu meningkat dari 333 menjadi 345, dan jumlah spesies mamalia meningkat dari 35 menjadi 38.

Danau Hulun memainkan peran penting dalam keamanan ekologi padang rumput di China utara. Danau tersebut masuk dalam daftar lahan basah yang penting secara internasional pada 2002.

Namun demikian, kekeringan yang berlangsung selama bertahun-tahun dan aktivitas manusia yang berlebihan menyebabkan penyusutan danau itu dan lahan basah di sekitarnya, dikombinasikan dengan penurunan populasi satwa liar.

Untuk melindungi Danau Hulun dengan lebih baik, Mongolia Dalam pun mengintensifkan serangkaian langkah dalam beberapa tahun terakhir, seperti meningkatkan perlindungan ekologi padang rumput, memperbaiki struktur industri, dan memulihkan ekosistem lahan basah.

Pada 2021, Kota Hulun Buir mulai menerapkan rencana lima tahun, dengan investasi lebih dari 1,1 miliar yuan (1 yuan = Rp2.242 ), untuk perlindungan ekologi dan lingkungan di cekungan Danau Hulun. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2023