Singapura (ANTARA) - Ekonomi Singapura tumbuh 3,8 persen pada tahun 2022, data awal menunjukkan pada Selasa, mengalahkan ekspektasi pemerintah tetapi lebih lambat dari tahun sebelumnya.

Perkiraan resmi pemerintah untuk pertumbuhan pada tahun 2022 adalah 3,5 persen, lebih lambat dari 7,6 persen pada tahun 2021.

Produk Domestik Bruto (PDB) meningkat 2,2 persen pada Oktober-Desember secara tahunan, Kementerian Perdagangan dan Industri mengatakan dalam sebuah pernyataan. Delapan ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan pertumbuhan 2,1 persen.

PDB tumbuh 0,2 persen pada basis penyesuaian musiman kuartal-ke-kuartal pada Oktober-Desember.

Baca juga: PDB Singapura kuartal 3 tumbuh 4,1 persen, lebih lambat dari perkiraan

"Sangat memprihatinkan bahwa ada sedikit penurunan jasa-jasa kuartal-ke-kuartal ... ini menunjukkan dampak perlambatan global pada sektor jasa-jasa berorientasi eksternal, dan bahwa pertumbuhan lebih lanjut dari level saat ini akan lebih sulit dicapai pada tahun 2023," kata Analis MUFG, Jeff Ng.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan dalam pesan Tahun Barunya pada Sabtu (31/12/2022) bahwa prospek internasional tetap bermasalah, yang akan mempengaruhi perekonomian negara kota tersebut. Pemerintah memperkirakan pertumbuhan antara 0,5 persen hingga 2,5 persen pada tahun ini.

Baca juga: Risiko pengetatan bayangi Singapura, inflasi capai tertinggi 13 tahun
Baca juga: Singapura perketat kebijakan moneter, karena tekanan harga meningkat

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2023