Manila (ANTARA) - Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr. berharap dapat membawa hubungan Manila-Beijing ke tingkat yang lebih tinggi yang dapat membawa banyak prospek dan peluang berlimpah bagi perdamaian dan pembangunan untuk rakyat kedua negara.

"Saya akan membuka babak baru dalam kerja sama strategis komprehensif dengan China," kata Presiden Filipina saat berangkat ke China pada Selasa (3/1) untuk kunjungan kenegaraan selama tiga hari.

Menurut dia, Filipina akan berusaha membina hubungan yang bermakna dan memperluas kerja sama di berbagai bidang seperti pertanian, energi, infrastruktur, ilmu pengetahuan dan teknologi, perdagangan dan investasi, serta pertukaran antarmasyarakat.

Dia berangkat dari pangkalan Angkatan Udara di Manila.

China merupakan mitra dagang terbesar Filipina, serta sumber utama bantuan pembangunan resmi, dan sumber wisatawan terbanyak kedua sebelum pandemi COVID-19 merebak.
 
   Kunjungan Marcos ke China kali ini merupakan kunjungan resmi pertamanya ke negara non-ASEAN sejak menjabat sebagai presiden pada Juni 2022


Marcos menyatakan dirinya akan mengambil kesempatan tersebut untuk memperkuat hubungan perdagangan dan investasi yang dinamis dengan China seiring Filipina mempercepat pemulihan ekonominya.

Dia juga mengundang masyarakat China untuk berkunjung ke negaranya sebagai wisatawan, pelajar, dan investor.

"Saya akan mendorong dimulainya kembali kerja sama pariwisata dan budaya antara kedua negara," kata Marcos.

Menurut dia, selain berbagi keindahan kepulauan, Filipina dan China juga memperkuat pertukaran antarmasyarakat sehingga memungkinkan kedua negara untuk menjembatani kesenjangan pemahaman antara kedua negara di segala tingkatan.

Dia juga menyampaikan terima kasih atas bantuan China dalam perjuangan Filipina melawan pandemi COVID-19, seraya menyebut bahwa bantuan itu telah memperkuat kepercayaan antara kedua bangsa.

"Saya ingat betapa negara kami mengapresiasi dan berterima kasih ketika China hadir untuk memberikan bantuan berupa vaksin, alat pelindung diri (APD), dan bantuan teknis lainnya," kata Marcos.

Pada 1974, Marcos mendampingi ibunya, mantan ibu negara Filipina Imelda Marcos, dalam kunjungan ke Beijing.

Kedua negara mulai menjalin hubungan diplomatik pada tahun berikutnya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
COPYRIGHT © ANTARA 2023