Singapura (ANTARA) - Dolar bertahan mendekati level tertinggi hampir satu bulan pada awal sesi Asia pada Jumat pagi, setelah data ekonomi AS menyoroti pasar tenaga kerja yang masih ketat yang dapat membuat Federal Reserve pada jalur kenaikan suku bunga agresif.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah tiga bulan minggu lalu, sementara PHK turun 43 persen pada Desember, data pada Kamis (5/1/2023) menunjukkan.

Sebuah laporan terpisah juga mengungkapkan bahwa lapangan kerja swasta meningkat 235.000 pekerjaan bulan lalu, jauh melebihi ekspektasi untuk kenaikan 150.000.

Baca juga: Dolar sentuh tertinggi 4-minggu setelah data ketenagakerjaan AS kuat

Terhadap sekeranjang enam mata uang, indeks dolar AS melonjak 0,9 persen ke puncak hampir satu bulan di 105,27 semalam. Indeks terakhir 0,03 persen lebih tinggi pada 105,15, dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan lebih dari 1,5 persen, terbesar sejak September.

"Semua anekdot tentang kehilangan pekerjaan dari sektor teknologi belum tercermin dalam data ketenagakerjaan secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa meskipun ada kelemahan di beberapa bidang...masih ada permintaan yang kuat untuk pekerja dari bagian ekonomi lainnya," kata Khoon Goh, kepala penelitian Asia di ANZ.

Lonjakan greenback memukul sterling ke level terendah enam minggu di 1,1873 dolar semalam dan terakhir diperdagangkan 0,12 persen lebih tinggi pada 1,1922 dolar.

Demikian pula, euro jatuh 0,8 persen ke level terendah lebih dari tiga minggu di 1,0515 dolar di sesi sebelumnya, dan terakhir stabil di 1,0519 dolar.

Terhadap yen Jepang, dolar naik 0,6 persen mencapai puncak satu minggu di 134,045 yen semalam, dan terakhir dibeli 133,44 yen.

Baca juga: Ekonom ingatkan risiko kurs rupiah bisa lampaui target APBN 2023

Pasar sekarang mengalihkan perhatian mereka ke laporan penggajian non-pertanian yang diawasi ketat pada Jumat, dengan para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekonomi AS telah menambah 200.000 pekerjaan pada Desember.

"Kita bisa mendapat kejutan terbalik," kata Goh. "Ini akan membuat The Fed bersikeras untuk terus menaikkan suku bunga."

Angka inflasi sementara Desember untuk zona euro juga akan keluar pada Jumat, di mana ekspektasi untuk tingkat inflasi tahunan sebesar 9,7 persen.

Data dari Jerman, Prancis dan Spanyol telah menunjukkan perlambatan inflasi bulan lalu, menunjukkan bahwa inflasi zona euro bisa datang di bawah ekspektasi.

"Angka inflasi yang rendah, semua kejutan yang kami dapatkan, tampaknya membebani euro," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank.

"Tapi memikirkannya dari segi perspektif perdagangan, pelemahan terbaru dalam harga minyak dan gas yang telah kita lihat sebenarnya sangat positif untuk prospek pertumbuhan zona euro...jadi saya benar-benar berharap euro mendapatkan lebih banyak dukungan dari itu daripada yang sebenarnya terjadi."

Baca juga: Dolar menguat moderat di sesi Asia setelah risalah Fed "hawkish"

Di tempat lain, Aussie terakhir 0,07 persen lebih tinggi pada 0,6757 dolar AS, setelah meluncur 1,3 persen di sesi sebelumnya dan membalikkan sebagian besar kenaikan yang dibuat di awal pekan di tengah berita bahwa China telah melonggarkan pembatasan impor batu bara dari Australia.

Kiwi naik 0,02 persen menjadi 0,6224 dolar AS, menyusul penurunan 1,0 persen sesi sebelunya, dan berada di jalur penurunan mingguan hampir 2,0 persen, yang terburuk sejak September.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2023