Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia bertahan di bawah 70 terhadap dolar AS pada awal perdagangan Selasa, karena terus melemah dari posisi terendah yang dicapai dalam perdagangan yang bergejolak pada akhir tahun 2022, meskipun ada kenaikan terbatas karena ekspektasi kenaikan suku bunga AS membebani harga minyak.

Pada pukul 07.30 GMT, rubel menguat 0,18 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 69,86. Terhadap euro, rubel tergelincir 0,44 persen menjadi diperdagangkan di 74,77, dan turun 0,38 persen terhadap yuan China menjadi pada 10,26.

Harga minyak, ekspor utama Rusia, turun di tengah ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga AS lebih lanjut akan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membatasi permintaan bahan bakar. Minyak mentah Brent terakhir turun 0,51 persen menjadi 79,24 dolar AS per barel.

Setelah menghabiskan waktu yang lama tahun lalu sebagai mata uang dengan kinerja terbaik di dunia, rubel kehilangan 17 persen pada Desember menyusul langkah Barat untuk memperkenalkan batasan harga dan embargo Uni Eropa pada ekspor minyak Rusia.

Rubel sejak itu pulih terhadap dolar karena eksportir besar menjual pendapatan mata uang asing yang terakumulasi selama hari-hari pertama Januari. Rubel mungkin mencoba menguat lebih lanjut seiring proses ini berlanjut, kata Alexey Antonov dari Alor Broker.

Pasar saham Rusia turun. Indeks RTS berdenominasi dolar turun 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 971,96 poin, sedangkan indeks MOEX Rusia berbasis rubel turun 0,45 persen menjadi diperdagangkan pada 2.153,70 poin.

Investor sedang menunggu pengumuman kementerian keuangan tentang parameter penempatan pertama utang pemerintah berdenominasi rubel untuk tahun baru, yang dijadwalkan Rabu (11/1/2023).


Baca juga: Rubel naik terhadap dolar dan euro dalam perdagangan yang ringan
Baca juga: Batas harga minyak dimulai, rubel jatuh terendah 7 minggu atas dolar
Baca juga: Rubel menguat terhadap dolar jelang tahun yang bergejolak berakhir

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2023