Kabupaten Bogor (ANTARA) - Mantan Menteri Sosial (Mensos) Endang Kusuma Inten Soeweno memuji bangunan dan fasilitas sentra terpadu milik Kementerian Sosial (Kemensos) RI yang diberi nama "Inten Soeweno" di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Yang jelas saya sangat bangga dengan sentra terpadu ini yang sejak pembangunannya sampai sekarang luar biasa yang kegiatannya makin luar biasa ya," ujar menteri sosial di era Presiden Soeharto itu saat berkunjung ke Sentra Terpadu Inten Soeweno, Rabu.

Baca juga: Sentra Terpadu Kartini Temanggung salurkan bantuan Rp7 miliar

Pemakaian nama Inten Soeweno pada balai besar vokasional khusus para penyandang disabilitas itu merupakan bentuk penghargaan Menteri Sosial Tri Rismaharini kepada menteri sosial periode 1993-1998 karena dinilai berjasa dalam memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak disabilitas.

Inten Soeweno mengaku terkesan dengan segala perubahan yang ada pada bangunan tersebut setelah 25 tahun tak melongoknya. Menurutnya, kini para penyandang kesejahteraan sosial pun dapat ditangani dengan lebih maksimal.

"Karena masalah kesejahteraan di Indonesia itu bukan makin kecil tapi makin besar, sehingga program atau cara penanganannya juga lebih canggih ya," ujarnya.

Baca juga: Mudahkan warga, pelayanan publik UMKM buka di Pasar Pagi Mangga Dua

Ia yang kini sibuk menggerakkan Yayasan Kesejahteraan Sosial mengaku banyak dibantu oleh Sentra Terpadu Inten Soeweno dalam menangani para lanjut usia (lansia) yang nasibnya kurang beruntung.

Sementara, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Pepen Nazaruddin di tempat yang sama, menyebutkan bahwa pembangunan Sentra Terpadu Inten Soeweno diawali dengan peletakan batu pertama pada tahun 1996.

Pembangunan gedung tersebut, kata Pepen, merupakan bentuk kerja sama antara Indonesia dengan Jepang, dan diresmikan pada 29 Desember 1997 oleh Wakil Presiden Try Sutrisno dengan nama pusat rehabilitasi vokasional bina daksa.

"Kemudian tahun 1998 setelah selesai dibangun maka mulai operasional dengan melakukan pelayanan rehabilitasi vokasional bagi para penyandang disabilitas fisik, jadi masih satu layanan," paparnya.

Baca juga: Teten terapkan 3 strategi kembangkan sentra pengolahan beras terpadu

Pepen menjelaskan, pada tahun 2003, bangunan tersebut berganti nama menjadi balai besar rehabilitasi vokasional bina daksa, dan tahun 2018 menjadi balai besar rehabilitasi vokasional penyandang disabilitas sebagai unit pelayanan teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal (Dithen) Kemensos.

Selanjutnya, pada tahun 2022 ditetapkan sebagai Sentra Terpadu Inten Soeweno melalui Peraturan Menteri Sosial nomor 23 tahun 2022 tentang organisasi dan tata kerja UPT di lingkungan Ditjen Rehabilitasi Sosial.

"Beberapa perubahan itu selain bergabungnya dari 41 menjadi 31 sentra, maka masing-masing sentra mengalami perubahan dengan adanya Permensos nomor 7 tahun 2022 tentang asistensi rehabilitasi sosial maka pelayanan bersifat multidimensi, atau multilayanan bersifat holistik," terang Pepen.

Baca juga: DFW: Pembangunan sentra kelautan bisa bantu atasi pencurian ikan

Menurutnya, keberadaan sentra terpadu tersebut merupakan upaya mendekatkan layanan rehabilitasi sosial kepada masyarakat baik berupa pemberdayaan, rehabilitasi, ataupun perlindungan jaminan sosial.

"Sentra Terpadu Inten Soeweno ini juga diperkenalkan kepada dunia internasional baru-baru ini di tahun 2022, pertemuan UNESCAP yang diikuti 72 negara," tuturnya.(KR-MFS)

Baca juga: Jepang bantu Rp704 miliar sentra kelautan di enam pulau terluar
Baca juga: Mensos beri penghargaan Inten Soeweno atas dedikasi bagi disabilitas

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Tunggul Susilo
COPYRIGHT © ANTARA 2023