Jakarta (ANTARA News) - Kelompok (Grup) Rajawali calon pembeli 24,9 persen saham Cemex SA di PT Semen Gresik mempersiapkan dana sekitar 337 juta dolar AS yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan. "Untuk pendanaan, Grup Rajawali akan mengandalkan dana internal, ditambah bantuan dana dari lembaga keuangan non-bank asing," kata Managing Director and Chief Bussiness Development Grup Rajawali, Darjoto Setyawan, di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta, Rabu. Seusai bertemu dengan Meneg BUMN, Darjoto menjelaskan, proses negosiasi antara Rajawali dan Cemex sudah berlangsung sejak dua bulan yang lalu. "Kita menemui Sugiharto untuk memperkenalkan diri. Ceritanya, ini kan mau kawin. Kita harus kasih tau dong kita ini siapa," ujarnya. Darjoto mengaku, Sugiharto memberi sambutan yang positif atas kehadiran Rajawali mengingat mereka adalah investor lokal. Selain itu, kata Darjoto, Sugiharto mengharapkan proses arbitrase antara Cemex dan pemerintah Indonesia bisa selesai. Menurut rencananya, dalam transaksi itu Grup Rajawali akan memakai anak perusahaan. "Nanti saja, kan ada puluhan perusahaan kita," katanya, tanpa merinci anak perusahaan mana yang akan dipakai. Meski Rajawali sudah menandatangani syarat perjanjian jual beli (conditional sale and purchase agreement/CSPA) dengan Cemex, namun transaksi final masih terganjal persetujuan dari Pemerintah Indonesia. Meneg BUMN Sugiharto mengatakan surat Cemex kepada Kementerian BUMN soal adanya kesepakatan jual beli sudah disampaikan. Surat itu diketahui merupakan dasar dari pemerintah Indonesia untuk menjawab surat Cemex dalam tempo 10 hari, apakah menyetujui atau tidak. "Suratnya sudah ada tapi saya belum baca," ujar Sugiharto. Menurut, Darjoto, pemerintah Indonesia memiliki waktu 10 hari untuk memberikan jawaban resmi. Selain kelompok Rajawali, Pemprop Sumbar melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PTB Andalas Tuah Sakato (ATS) juga menyatakan keinginannya membeli saham Cemex.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006