Jakarta (ANTARA) - Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting tak bisa melanjutkan langkahnya pada turnamen Malaysia Open 2023 setelah dihentikan Kanta Tsuneyama yang mengandalkan pertahanan alot pada babak perempat final, Jumat.

Unggulan keenam sudah berjuang maksimal, meski harus mengakui keunggulan pebulu tangkis Jepang itu dengan dua gim langsung 21-14, 21-16, demikian laman resmi BWF melansir lewat laman resminya.

Gim pertama berjalan alot bagi Ginting, dimana ia tak bisa mengembangkan pola permainan terbaik untuk mengatasi tekanan lawan.

Unsur pertahanan yang rapat menjadi keunggulan Tsuneyama untuk menghalau setiap pukulan dari Ginting. Sebenarnya Ginting memahami situasi yang sulit untuk menyerang, sehingga ia lebih bermain dengan tempo lambat.

Baca juga: Ginting seorang diri menuju perempat final Malaysia Open 2023

Meski sudah beradu reli, umpan silang, hingga smes namun pertahanan Tsuneyama masih terlalu kuat. Pertahanan lawan ditampilkan melalui kemampuannya menghalau setiap kok yang datang.

Ginting yang semakin tertinggal menjadi kehilangan kendali permainan dan kerap membuat fault. Gim pertama pun usai dalam 21 menit dengan dimenangi Tsuneyama 14-21.

Pada gim kedua, Ginting juga kesulitan saat mengawali permainannya meski sudah berganti posisi lapangan. Sempat tertinggal hingga 2-6 dari Tsuneyama, Ginting mulai mengejar perolehan skor sampai jeda interval.

Lepas jeda interval, Ginting mampu membalik keadaan dengan memimpin 11-9 hingga 13-10. Namun Ginting kurang konsisten dan terburu-buru dalam mematikan gerakan lawan.

Akibatnya banyak pengembalian dari Ginting yang justru eror sehingga memupuk perolehan poin Tsuneyama. Berkat serangkaian kesalahan tersebut, Tsuneyama menambah sembilan poin secara beruntun menjadi 13-19.

Dengan selisih skor yang terlampau jauh, Ginting kesulitan untuk mengejar Tsuneyama hingga akhirnya menyerah dengan skor 16-21 setelah memainkan pertandingan selama 50 menit di Axiata Arena Kuala Lumpur.

Baca juga: Kalah strategi penyebab Chico terhenti pada 16 besar Malaysia Open

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Teguh Handoko
COPYRIGHT © ANTARA 2023